Lebah berkomunikasi dengan Menari (Ratil
dan shalat tahajud)

Bagaimana lebah
pencari makan menemukan bunga di wilayah yang begitu luas dibanding ukuran
tubuh mereka? Bagaimana mereka menemukan jalan kembali ke sarang tanpa
tersesat? Bagaimana mereka memberitahu lebah-lebah lain tentang arah sumber
bunga? Tatkala kita berusaha menjawab beragam pertanyaan ini, kita akan sampai
pada kenyataan yang sungguh menakjubkan. (Mencari pakan ke permukaan luar, hutan
belantara system ekonomi riba, tidak pernah tersesat tergiur dgn hiruk pikuknya
syahwat riba, dibawa ke sarang permukaan dalam, kebun jannah system ekonomi
zakat)
Ketika seekor lebah
telah menemukan sumber bunga, maka tugas berikutnya dari lebah pemandu ini
adalah untuk kembali ke sarang dan memberitahu lebah-lebah lain tentang lokasi
di mana ia menemukan kumpulan bunga tersebut. Segera setelah lebah pemandu
kembali ke sarangnya, ia mulai memberitahukan lokasi sumber bunga yang ia
temukan kepada lebah-lebah lain. Pertama, ia membiarkan lebah-lebah lain
mencicipi sedikit nektar yang ia kumpulkan dari bunga untuk memberitahu mereka
tentang kualitas nektar tersebut. Lalu ia memulai tugas utamanya, yakni
menjelaskan arah menuju sumber bunga. Ia melakukan ini dengan cara yang sangat
unik, yaitu dengan tarian. Lebah pemandu mulai menari di tengah-tengah sarang
dengan menggoyangkan badannya. Sulit dipercaya, tapi gerakan dalam tarian ini
memberikan lebah-lebah lain informasi tentang lokasi sumber bunga. Misalnya,
jika tarian berupa garis lurus ke arah bagian atas sarang, maka sumber makanan
tepat mengarah ke arah matahari. Jika bunga berada pada arah sebaliknya, lebah
akan membuat garis ke arah tersebut. Jika lebah menari ke arah kanan, maka ini
menunjukkan bahwa sumber bunga berada tepat sembilan puluh derajat ke arah kanan.
(Mutawakilun
memandu dan mengarahkan pengantar study alquran dgn disambung rattil dan shalat
tahajud dalam system satu atap SAAH SATU MANAGEMEN)
Tetapi ada satu
pertanyaan, lebah menjelaskan arah tersebut berdasarkan posisi matahari,
padahal posisi matahari terus berubah. Setiap empat menit matahari bergeser
satu derajat ke barat, faktor yang mungkin menurut anggapan orang diabaikan
lebah dalam penentuan arah ini. Tapi, pengamatan menunjukkan bahwa lebah-lebah
ini juga memperhitungkan pergerakan matahari. Ketika lebah pemandu memberitahu
arah lokasi bunga, dalam setiap empat menit, sudut yang mereka beritahukan juga
bertambah satu derajat ke barat. Berkat perhitungan yang luar biasa ini, para
lebah tidak pernah tersesat.
Tarian itu
merupakan suatu bentuk komunikasi yang bertujuan menginformasikan arah dan
jarak makanan tersebut. Lebah tesebut mengibaskan perutnya sambil
berputar-putar ketika menari sementara itu lebah lain akan mengerumuni dan
memperhatikan gerakannya. Bila dilihat sepintas, tarian itu sangat
membingungkan dan seolah terdiri atas gerakan yang tidak teratur. Namun,
ternyata terdapat pola-pola tertentu yang teratur pada tarian tersebut.
Tarian lebah itu menginformasikan jarak dan arah lokasi sumber makanan
tersebut. (Rattil dan shalat Tahajud)
1. JARAK
Bila sumber makanan
berjarak 100 feet (dekat dengan sarang), lebah bergerak dengan lingkaran yang
ketat, sambil mengibas-ngibaskan perutnya dari sisi ke sisi. Tarian ini
dinamakan “Round Dance”. Jika sumber makanan jaraknya lebih dari 100 feet,
lebah akan melakukan “tarian mengibas-ngibas”, yaitu ayunan setengah lingkaran
dalam suatu arah, kemudian diikuti oleh gerakan lari lurus dan kemudian
mengayun setengah lingkaran ke arah yang lain sehingga membentuk angka 8.
Tarian ini dinamakan “Wagging Dance”. Tarian ini kelihatannya menunjukkan jarak
dan arah dengan patokan matahari. Selain dia menari, dia juga memuntahkan
nektar (madu bunga) yang dia peroleh. jadi para pengikut sudah mengetahui
makanan apa yang mereka cari. (Timing Rattil dan Shalat Tahajud, QS Al
Muzzammil/73 : 3-4)
2. ARAH
Jika sumber makanan
terletak tepat searah dengan arah matahari, sang lebah akan menari sambil
bergerak lurus pada sumbu vertikal. Jika bunga terletak di sebelah kiri atau
kanan garis antara sarang dan matahari, sang lebah pun akan menari meyimpang ke
kiri atau ke kanan sumbu vertikal. Jika bunga terletak di sebelah kiri atau
kanan garis antara sarang dan matahari, sang lebah pun akan menari meyimpang ke
kiri atau ke kanan sumbu vertikal. Sudut penyimpangan arah tarian sama persis
dengan sudut penyimpangan arah bunga garis sarang-matahari. Lebah akan terus
menari untuk menunjukkan sumber makanan pada lebah-lebah lain yang ada di
sarang. yang lebih menakjubkan lagi, lebah yang menari juga memperhitungkan
pergeseran semu matahari. Setiap empat menit, matahari akan bergerak semu
sebesar satu derajat ke arah barat. Kalau lebah tetap mempertahankan arah
tariannya, ia melakukan kesalahan yang dapat menyesatkan teman-temannya. Akan
tetapi, seolah mengetahui pergeseran matahari, lebah yang menari pun menggeser
arah tariannya sebesar satu derajat setiap empat menit sesuai dengan pergeseran
matahari. Sementara itu, jumlah kibasan selama menari menunjukkan jauh dekatnya
sumber makanan dari sarang. Semakin jauh sumber makanan, semakin banyak jumlah
kibasan yang dilakukan. (Shalat 5 Waktu sebagai pengingat dan
penjagaan terhadap yg sdh di Ratil Tahajudkan, QS Al Isra’/17 : 78)
Tidak ada pembelajaran terhadap tarian yg dilakukan Lebah madu.
K. Von Frish (ahli hewan dan pemenang nobel), menilai bahwa bahasa lebah dianggap merupakan “Innate” atau naluri. Tetapi untuk mengetahui adanya sumber makanan dan kemudian kembali ke kawanannya, sang lebah memerlukan sebuah ingatan mengenai sudut antara sumber makanan, sinar matahari dan sarangnya, begitu pula dengan kawanan lebah pengikut, mereka pun memerlukan ingatan terhadap gerakan tarian lebah penari, yang memberikan petunjuk arah dari sumber makanan. Intinya ingatan diperlukan untuk membantu fungsi dari intelegensi, dengan demikian komunikasi yang dilakukan antar lebah pekerja merupakan gambaran dari intelegensi. K. Von Frish juga sudah pernah melakukan pengamatan agak detail pada tahun 1960-an. Frisch menyatakan, lebah sedang berjuang menyampaikan serangkaian instruksi tentang upaya menemukan sumber sari bunga saat menari.
Lebah pemandu tak
hanya menunjukkan arah sumber bunga, tetapi juga jarak ke tempat tersebut. Lama
waktu tarian dan jumlah getaran memberi petunjuk kepada lebah-lebah lain tentang
jarak ini secara akurat. Mereka membawa perbekalan sari-sari makanan yang
sekedar cukup untuk menempuh jarak ini, dan kemudian memulai perjalanan.
Perilaku mengagumkan
dari para lebah ini telah diuji dalam sebuah penelitian di California. Dalam
penelitian ini, tiga wadah berisi air gula diletakkan di tiga tempat yang
berbeda. Sesaat kemudian, lebah-lebah pemandu menemukan sumber makanan
tersebut. Lebah pemandu yang mendatangi wadah pertama diberi tanda titik; yang
mendatangi wadah kedua ditandai dengan garis, dan yang mendatangi wadah ketiga
diberi tanda silang. Beberapa menit kemudian, lebah-lebah dalam sarang tampak
mengamati dengan cermat para lebah pemandu ini. Para ilmuwan lalu memberi tanda
titik pada lebah-lebah yang mengamati lebah pemandu bertanda titik, dan
demikian halnya, mereka juga memberi lebah-lebah lain tanda yang sama dengan
yang ada pada lebah pemandu yang mereka amati.
Beberapa menit
kemudian, lebah-lebah bertanda titik mendatangi wadah pertama, yang bertanda
garis tiba di wadah kedua dan yang bertanda silang di wadah ketiga.
Jadi, terbukti bahwa
lebah-lebah dalam sarang menemukan arah berdasarkan informasi yang sebelumnya
telah disampaikan oleh lebah-lebah pemandu. Sistem organisasi yang hebat dan sempurna!!
Segala fakta ini
hendaknya direnungkan dengan seksama. Dari mana lebah-lebah memperoleh
kemampuan berorganisasi yang menakjubkan? Bagaimana seekor serangga mungil yang
tak memiliki kecerdasan atau sarana berpikir mampu bertugas sebagai pencari
makanan? Bagaimana ia dapat berpikir untuk mencari sumber makanan dan kemudian
memberitahukannya kepada rekan-rekan sesarangnya? Bahkan jika ia dianggap mampu
memikirkannya, bagaimana ia dapat menciptakan tarian untuk memberitahu yang
lain tentang lokasi dan jarak sumber makanan? Bagaimana lebah-lebah dalam
sarang mampu memahami arti gerakan dan getaran rumit dari lebah-lebah pemandu ?
Teori Evolusi Darwin yang mengklaim bahwa kehidupan di bumi terjadi secara
kebetulan, tak mampu menjawab beragam pertanyaan ini. Segala keahlian khusus
lebah ini menunjukkan bahwa Penciptanya telah memberikan semua sifat ini kepada
mereka.
Sarang lebah adalah
tempat paling steril di dunia – Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian di
Arizona,AS. Seekor tikus yang telah mati di taruh dalam sarang lebah yang sudah
di bagi menjadi dua bagian,kemudian di ikat dengan tali dan di diamkan selama 1
1/2 tahun sebelum akhirnya di buka kembali.Apa yang terjadi?Nyaris tidak ada
perubahan pada bangkai tikus tersebut!bau busuk pun tidak tercium sama
sekali.Bahkan penelitian ini semakin menguatkan statement bahwa proses
pengawetan mumi adalah dengan metode pembalseman menggunakan cairan sarang
tersebut. (System ekonomi Zakat yang bersih tidak bergantung kepada system Blok
barat Blok timur, naturalis feodalis)
Lebah dapat digunakan
untuk mendeteksi ladang tambang bahkan mendeteksi keberadaan ranjau…Wuih hebat
bener …!
Lebah adalah
satu-satunya hewan yang mati dengan cara meng-antup lawannya. (Hidup
mati nya hanya untuk kemaslahatan ummat)
Lebah mempunyai
sistem penjagaan di setiap sarang nya. Percaya ngga kalau lebah itu punya shift
menjaga sarangnya? Setiap shift di lakukan oleh 20 lebah. 10 berjaga-jaga di
depan sarangnya,dan sisanya bertugas patroli di radius 15-20 meter dari
sarangnya. (QS Al Anfaal/8 : 65-66)
Hukum Aerodimanis
hampir tidak berlaku pada tubuh lebah – Kenapa? Sayapnya yang hanya setipis
sayap lalat tersebut mampu meng-angkat tubuh bagian belakangnya yang hampir 30x
lipat lebih berat.
Madu yang dihasilkan
oleh lebah adalah satu-satunya makanan konsumsi yang tidak akan pernah basi. (klo
yang dijual di pinggiran mah,biasanya dah di akalin.. makanya basi). Lalu
bagaimana cara membedakan yang asli dan yang tidak asli?
1.Madu yang tidak
asli kemasan nya berupa botol yang terbuat dari bahan kaca.Alasannya
adalah,madu yang tidak asli bisa terjadi pengasaman,sehingga tidak berani di
kemas dalam bahan plastik.Karna kemasan plastik bisa mengembang dan meledak
akibat dari gas hasil pengasaman madu yang tidak asli tsb.(Madu yang asli tidak
mempunyai unsur gas)
2.Cara paling mudahnya,taruh madu anda di sebuah piring datar.. dan goyang-goyangkanlah piring tersebut perlahan kekiri dan kekanan.Akan muncul jejak berbentuk sarang lebah (kotak-kotak segienam).It’s True!!
Lebah mempunyai
sistem kasta yang nyaris seperti kehidupan manusia –
Ada beberapa tingkat
kasta pada dunia lebah yaitu :
1.Ratu Lebah
Tugasnya adalah
memproduksi lebah-lebah baru
2.Lebah Perawat [
Nurse Bee ]
Lebah perawat adalah
lebah pekerja yang khusus merawat ratu lebah dan anak-anaknya atau larva.
Mereka bertanggung jawab untuk memproduksi royal jelly, serta memberi makan
sang ratu dengan royal jelly, bee pollen dan madu.
3.Lebah Pencari [
Scouts Bees ]
Lebah pencari adalah
lebah pekerja yang mencari sumber-sumber pollen, nektar dan propolis. Ketika
mereka menemukan sumber makanan yang terbaik, mereka akan kembali ke sarang dan
menginformasikannya kepada lebah pengumpul. Kemudian, lebah pengumpul pergi
untuk mengumpulkan makanan tersebut.
4.Lebah Pengumpul [
Collector Bees ]
Ketika mengumpulkan
pollen dari bunga-bunga, lebah pengumpul hanya akan mengunjungi tipe bunga yang
sama hingga semua pollen habis terkumpul. Pada saat lebah mengumpulkan pollen,
ia juga mencampurkannya dengan sedikit madu dari mulutnya dan kemudian
membentuk gumpalan pollen yang akan disimpan dalam kantong yang terdapat di
kaki lebah. (4 Pilar yang menghidupkan system budaya ekonomi zakat, QS Al Baqarah/2
: 260)
Mengapa
Sarang Lebah Berbentuk Segi Enam yakni: (Rukun Iman)
Fakta
Pertama Sarang lebah berbentuk heksagonal atau segi enam yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan madu. Setelah melalui penelitian panjang, para ahli
matematika menyimpulkan bentuk inilah yang paling optimal sebagai tempat
penyimpanan madu, dilihat dari segi efektivitas ruang yang terbentuk dan bahan
yang digunakan untuk membuatnya.
Bentuk
heksagonal yang simetris, jika digabungkan akan menghasilkan kombinasi ruang
guna yang sempurna, yaitu tidak menghasilkan ruang-ruang sisa yang tak berguna,
seperti jika ruang-ruang yang berpenampang lingkaran atau segilima. Lebih jauh,
bentuk ruang dengan penampang segitiga atau segiempat bisa jadi juga
menghasilkan kombinasi yang optimal. Walaupun demikian, bahan baku yang
dibutuhkan untuk membuat bentuk-bentuk ini ternyata lebih banyak daripada yang
dibutuhkan untuk membuat bentuk ruang dengan penampang heksagonal. Ruang
penyimpanan berbentuk heksagonal, ternyata membutuhkan bahan baku lilin paling
sedikit, dengan daya tampung terbesar.
Lebah
membangun sarangnya dengan menyusun dari sudut-sudut yang berbeda, biasanya
dari empat titik yang berbeda dan bertemu di tengah. Dalam tingkat kesalahannya
sangat kecil bahkan tanpa kesalahan sedikitpun. Sarang berbentuk segi enam
merupakan bentuk yang terbaik karena dalam hal ini lebah menyimpan madu dalam
jumlah besar.
Selama
jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun
sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan).
Sungguh menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan
atau segi lima. Ahli matematik memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah
bentuk geometris yang paling sesuai untuk memanfaatkan setiap bahagian unit
secara maksimum”. Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan
terdapat bahagian yang tidak terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa
disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.
Pada
kedalaman yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung
jumlah madu yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk
geometris tersebut, segi enam memiliki keliling yang paling pendek.
Kesimpulannya:
sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam
pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu
menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris
yang rumit. Hewan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya
karena mereka diajari atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Dilihat
dari aspek ekonomi bangunan, lebah telah memberi contoh kepada manusia tentang
optimalisasi biaya tanpa mengurangi nilai estetika bangunan. Suatu pelajaran
yang sangat patut dikagumi dari makhluk mungil ini, yang membangun sarangnya.
Fakta
kedua yang juga menakjubkan dari sarang lebah, adalah keteraturan sudut
yang sangat akurat. Setiap rongga dibangun dengan kemiringan tiga belas
derajat, dengan bagian yang lebih rendah berada di dalam. Sudut-sudut ini
selalu berulang dengan tingkat akurasi yang sempurna. Dengan demikian, madu
yang disimpan tidak akan mengalir ke luar.
Dari
segi kekuatan, sarang lebah yang menggantung dan tampak rentan terhadap
kerusakan ini, sebenarnya memiliki kekuatan yang besar. Hal ini ditunjukkan
oleh kemampuan sarang itu untuk menahan beban beratus-ratus lebah, sekaligus
menampung madu di dalam setiap rongganya. Dengan demikian, sistem perekatan
yang digunakan untuk menggantung sarang di tempat-tempat yang tinggi pun
memiliki tingkat kekokohan yang tinggi.
Lebih
jauh, kita dapat menemukan hal yang menakjubkan dari teknik lebah dalam bekerja
sama membangun sarangnya. Lebah-lebah itu memulai membangun sarang dari
beberapa titik yang berbeda. Mereka membentuk kelompok kerja yang bekerja dari
tempat-tempat yang berbeda, sampai akhirnya kantung-kantung heksagonal yang
terbentuk bertemu di tengah-tengah, dengan tingkat ketepatan yang sempurna.
Pada
sarang lebah kita juga dapat menemui penerapan dari berbagai prinsip estetika
atau keindahan. Simetrisitas yang terdapat dalam pengaturan komposisi geometris
pada sarang lebah memberikan kesan keseimbangan yang sangat kuat secara
keseluruhan. Penggunaan bentuk-bentuk heksagonal yang berapit secara sempurna
menghasilkan kesatuan desain yang diperoleh melalui perulangan-perulangan yang
teratur. Di balik bentuknya yang sederhana, kita dapat melihat kerumitan yang
terdapat dalam setiap detail pembuatannya, berupa presisi ukuran yang sangat
sempurna, keteraturan perletakan dan ketepatan pemilihan bentuk dan komposisi.
Fakta
Ketiga adalah Pengaturan kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang
membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada
batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu
akan rusak serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga,
suhu sarang harus 35 C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga
suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang
bertugas menjaga ventilasi.
Jika
hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang
dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang
dengan sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong
keluar pada sisi yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang,
mendorong udara ke semua sudut sarang. Sistem ventilasi ini juga bermanfaat
melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Fakta
Keempat adalah Sistem kesehatan: Lebah menjaga kualitas madu tidak
terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat
sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala
peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteria. Tujuan utama sistem ini adalah
menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteria. Prinsipnya adalah
mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu
ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki
sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah berusaha untuk
mengusirnya dari sarang.
Sudah
jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi
laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia
melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.
Lebah selalu
berbagi tugas secara rapi, ada yang membuat sarang, mencari sari madu,
mengumpulkan bahan makanan (nectar), pembuat madu, prajurit, peneliti (terutama
untuk mencari tempat baru) dan sebagainya seperti yang tertuang di tulisan diatas.
Semua bekerja secara professional dan sesuai dengan job description divisi
masing-masing. Hasil kerja nya dipergunakan untuk kemanfaatan semua pihak,
tidak individualis (tidak naturalis feodalis, komunis, imperialis..he3x).
Selain itu lebah juga sangat menjaga
kesatuan dan kerjasama, mengikuti (ketaatan) alur system SAAH SATU MANAGEMEN,
mobilitas etos kerja dan produktifitas yang tinggi. Hidup harmoni dengan alam,
tidak merusak batas dimensi alam (tidak subversif kayak mbak IIN tetangga
sebelah..he3x lagi), tidak merusak tapi justru membantu penyerbukan bunga pada
tanaman. SELALU BERPRINSIP MEMBERI
KEMANFAAT TERHADAP SESAMA. Kaji study rattil QS An Nahl/16 : 68-69
Lebah adalah binatang kecil yang terukir indah dalam Alquran. Allah mengabadikan namanya pada salah satu surah dalam Alquran, yakni Annahl. Tentu, ada keistimewaan yang dimiliki hewan ini hingga namanya termaktub dalam kitab yang suci dan mulia. Lihat surah Annahl [16] ayat 68-69.
BalasHapusLebah diciptakan Allah SWT dengan banyak memberi manfaat bagi manusia. Di antara manfaatnya adalah madu. Tak hanya itu, perilaku hewan kecil ini harusnya menjadi cerminan akhlak bagi Muslim sejati.
Perhatikanlah kehidupannya. Ada banyak manfaat yang bisa diambil hikmahnya dari lebah. Pertama, lebah hanya menghisap saripati bunga. Ia hanya mengambil yang inti dan membiarkan yang lain. Lebah tahu, yang menjadi kebutuhannya hanyalah saripati, bukan yang lainnya. Ini mengajarkan bahwa setiap Muslim harus mengambil sesuatu yang baik dan halal. Sebab, mengambil hak yang lain hukumnya adalah haram.
Kedua, lebah menghasilkan madu. Ia memberi manfaat bagi manusia. Ini pelajaran bagi umat Islam. Madu berasal dari saripati bunga dan baik, maka keluarnya pun baik. Sesuatu yang halal, keluarnya halal pula. Dan, ia banyak memberi manfaat bagi orang lain.
Ketiga, lebah tidak merusak. Di mana pun dia hinggap, tak ada tangkai daun ataupun ranting pohon yang patah. Betapa santunnya hewan kecil ini hingga dalam bergaul dia tidak menyakiti siapa pun dan senantiasa menjaga kedamaian dalam setiap suasana. Lebah senantiasa memegang prinsip iffah (ketenteraman) dalam pergaulan.
Keempat, lebah punya harga diri. Ia tidak akan pernah mengganggu orang lain selama kehormatan dan harga dirinya dihormati. Namun, bila harga dirinya dizalimi, ia akan siap 'menyengat' pengganggunya. Karena itu, setiap Muslim harus mampu menjaga kehormatan dirinya.
Sudah sepatutnya kita belajar ilmu dari lebah. Bukan karena fisik dan pesonanya yang kurang menarik, tapi karena komitmennya dalam bersikap dan berbuat. Manusia memiliki kemuliaan dari makhluk lain. Namun, tingkah laku dan kehormatan manusia bisa lebih hina dari binatang.
Allah memberikan pelajaran bagi manusia untuk mengambil hikmah dari lebah. Ia makhluk kecil yang memberikan manfaat sangat besar bagi manusia. Tentunya, tak hanya dari lebah, setiap hamparan yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT untuk kebutuhan manusia. Maka, bisakah kita mengambil pelajaran?