Burung umumnya tidak dianggap hewan cerdas,
sampai-sampai seseorang untuk merendahkan orang lain menyebutnya dengan
"Otak Burung". Tetapi suatu hari, saya membaca sebuah
ayat dari Quran yang melibatkan burung mengajar manusia awal sebuah praktek
yang penting, yang membuat saya berhenti dan berpikir tentang makna dari ayat
dan kualitas dari burung tertentu, membawa saya ke pengalaman belajar yang
menarik. Berikut adalah ayat yang merupakan bagian dari kisah anak-anak Adam,
Habil dan Qabil. (Kisah nama-nama tersebut
sebenarnya tidak ada di dalam Alquran, QS 5:27-31).
"Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya
menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia
orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor gagak menggali-gali
bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya
menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil:'Aduhai celaka aku, mengapa aku
tidak mampu berbuat seperti gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat
saudaraku ini?' Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang
menyesal." (Al Maidah : 30-31)
Ini memberi saya petunjuk agar melihat lebih
dekat dan mempelajarinya lebih dalam dan menggali sumur pengetahuan yang belum
tergali. Jadi saya menganggap hal ini terkait dengan burung gagak karena ayat
ini jelas menunjuk burung ini sebagai mentor bagi manusia, dan jelas
menunjukkan bahwa manusia serasa "direndahkan" oleh solusi yang
ditemukan oleh gagak untuk beberapa masalah kritis mereka.
Akibatnya, saya bertanya-tanya: Siapakah hewan
yang paling cerdas setelah manusia? Seperti banyak orang, saya teringat pada
lumba-lumba untuk kehormatan itu, tapi setelah pencarian online yang sangat
menyenangkan, saya dapati sebuah kejutan besar.
Penelitian terbaru menunjukkan kandidat tak
terduga dari kategori hewan tercerdas adalah Gagak. Tidak terduga karena
pertimbangan terhadap banyaknya budaya yang melekatkan Gagak sebagai pertanda nasib buruk dan kematian (mungkin karena peran
tenangnya penguburan dalam cerita di atas?), yang ternyata hewan ini justru
hewan super cerdas!
Majalah American Scientific mempublikasikan hasil
penelitian para ilmuwan, Bernd Heinrich dan Thomas Bugnyar - Vermont
University, Kanada dan St Andrews University, Skotlandia - yang menunjukkan
kemampuan mental yang luar biasa dari gagak. "Burung ini menggunakan
logika untuk memecahkan masalah dan beberapa kemampuan mereka bahkan melampaui
dari kera besar," kata mereka.
Dalam percobaan ini, gagak diberi tugas yang
sangat kompleks yang mereka belum pernah dapati sebelumnya dan naluri mereka
tidak diprogram untuk melakukannya secara alami, namun mereka selalu berhasil
mencari kreatifitas dan solusi logis untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Yang lebih mengejutkan lagi, mereka melakukannya dengan benar pertama kali,
setiap kali, tanpa proses trial and error apapun!
Percobaan menunjukkan bahwa gagak mampu untuk
menguji setiap kemungkinan yang ada dalam pikiran mereka dalam waktu singkat,
pilih solusi yang paling efektif, dan menerapkannya dengan benar saat pertama
kali mereka mencobanya, sungguh makhluk paling cerdas, tidak ada yang bisa
menandinginya.
Beberapa
percobaan menunjukkan bahwa burung gagak yang licik bisa membuat binatang lain
bekerja untuk mereka, membuat hewan lain mencarikan makanan untuk mereka
atau minimalnya mempermudah mereka.
Pada percobaan pertama, Gagak sukses mengambil
makanan didalam tabung dengan menggunakan semacam kawat seperti kail.
Dalam percobaan lain, di mana makanan mengapung
diatas air dalam tabung panjang, langkah pertama yang dilakukan gagak adalah
menjatuhkan kerikil kecil dalam tabung yang diperlukan untuk meningkatkan
ketinggian air yang cukup bagi paruhnya untuk mencapai makanan.
Melihat video dari percobaan di atas, saya
memutuskan untuk mencoba eksperimen kecil pada manusia: saya memainkan video di
mana gagak yang menggunakan batu kerikil kepada sejumlah orang dari usia yang
berbeda kemudian bertanya kepada mereka apa yang akan mereka lakukan jika
mereka berada di tempatnya? jawaban dengan suara bulat "Air ditumpahkan,
dan ambil makanan" Ketika mereka melihat bahwa Gagak tidak mengambil
makanan dengan cara menumpahkan air, mereka pun terkagum namun disertai pula
dengan sikap merendahkan (persis seperti anak Adam dalam ayat Al-Quran) tetapi
memastikan bahwa mendapat makanan tanpa
mengganggu atau merusak lingkungan di mana menemukannya, sebuah pelajaran
berharga bahwa manusia perlu belajar banyak ..
Video lain yang luar biasa menunjukkan gagak di
Jepang yang tertangkap kamera CCTV. Pertama, mereka belajar untuk membuang
kulit kacang yang keras-yang terlalu sulit bagi mereka membukanya. Mereka
melemparkannya dari pohon-pohon tinggi ke jalan untuk memecahkannya dan
kemudian mereka makan, kemudian mereka mengembangkan proses tersebut dengan
melemparkannya di jalur mobil dan membiarkannya terlindas mobil, dan untuk
menghindari risiko tertabrak ketika mereka mendapatkan lalu lintas yang padat,
Mereka memperbaiki teknik mereka bahkan lebih, belajar menunggu lampu lalu
lintas berubah merah, lalu bergerak untuk mengambil makanan mereka kembali,dan
pergi dengan aman begitu lampu berubah.
Gagak juga mampu bekerja sama untuk menjebak dan
membunuh mangsa: dua dari gagak akan terbang ke tanah untuk memblokir rute
melarikan diri, sementara yang lain menyerang mangsa. Perilaku ini menunjukkan
bahwa mereka saling mengerti satu sama lain dan apa yang ada pada benak si
mangsa. Gagak bahkan akan bekerjasama untuk memecahkan masalah yang ditetapkan
untuk mereka selama eksperimen, dan akan mengenali diri mereka sendiri ketika
mereka melihat ke dalam cermin.
Bukti lain kecerdasan yang tinggi dari Gagak
adalah bahwa mereka bisa beradaptasi dengan daerah yang sangat berbeda, dari
padang pasir ke pegunungan. Mereka belajar untuk menemukan makanan bahkan dalam
kondisi paling keras, dan mereka tahu bagaimana dan kapan harus menggunakan
hewan lain untuk membantu mereka mendapatkan makanan yang mereka tidak bisa
mendapatkannya sendiri. "Gagak
adalah kognitif sama dengan seorang anak dua tahun," kata ahli biologi
Thomas Bugnyar.
Gagak adalah spesies yang sangat sosial dan hidup
dalam kelompok keluarga besar, namun beberapa perkelahian mereka dalam sebuah
keluarga biasanya tidak lama dan hanya terjadi dengan beberapa patukan saja,
mereka hanya akan bertempur sampai mati dengan musuh yang membahayakan keluarga
mereka. Bandingkan dengan perilaku anak Adam yang membunuh saudaranya sendiri!
Ketika para peneliti melihat gagak lulus dari
ujian yang sulit, para peneliti bertanya-tanya apa tujuan semua kepandaian ini
berfungsi, karena burung lain menjalani hidup dengan baik walaupun dengan
intelijen jauh lebih sedikit?
Yah, mungkin gagak memiliki tujuan yang lebih
tinggi di alam daripada kehidupan burung yang sederhana?
Quran
membuka pintu besar untuk pembelajaran dengan menunjukkan gagak sebagai mentor
untuk manusia. Gagak tampaknya menjadi guru yang baik dalam berpikir logis,
pemecahan masalah secara kreatif, kerja tim, perencanaan strategis, dan
manajemen sumber daya yang efektif - dengan tetap menunjukkan rasa hormat
terhadap lingkungan. Jadi, mungkin ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk
belajar dari makhluk-makhluk cerdas, seperti yang kita lihat, kita membutuhkan
kekuatan berpikir mereka untuk membawa kita kembali ke tujuan utama kita
sebagai khalifah di Bumi.
Mengingatkan kembali materi Bab Klasifikasi dan
spesialisasi ayat. Mukmin Haq Mukmin Bathil (QS 29:52), system penataan Jannah Haq Jannah Bathil (QS 34:15-16),
dst. Ghuraab adalah sejenis thair yang
cerdas didalam mengubur nilai NUR (QS
5:27-31, mukmin bathil, symbol kecerdasan yahudi yang tawalla terhadap
ajaran Allah). Thair adalah sejenis
burung (mukmin haq) yang bersama-sama membangun system penataan NUR (QS 2:260,
QS 5:110, QS 3:49, QS 24:41)
RAJAWALI ADALAH BURUNG YANG PALING PANJANG UMURNYA
DIANTARA BURUNG LAIN.
Rajawali sering
dijadikan simbol supremasi, baik sebagai lambang negara, motivator, logo
perusahaan, dan berbagai ikon lainnya. Mengapa rajawali sedemikian menarik.
Bila dilihat dari morfologi tubuhnya, rajawali memiliki paruh yang kuat dan
tajam, dengan retina mata yang lebih tajam daripada manusia sehingga mampu
melihat mangsanya dari sudut pandang yang jauh, rentang sayapnya lebar, kaki
yang dilengkapi cakar yang kuat sehingga mampu dengan cepat menyambar dan
mencengkeram mangsanya, rajawali mampu terbang melintasi angkasa yang tinggi
dengan jarak tempuh yang jauh, dan rajawali memiliki rentang usia yang panjang.
Dengan kondisi fisik yang seperti itu tidaklah
mengherankan bila rajawali menempatkan diri pada puncak tertinggi pada mata
rantai makanan. Untuk mencapai fisik yang kuat, sejak kecil rajawali harus
menempuh ujian kehidupan yang berat. Pada saat bertelur induk rajawali
biasanya akan menaruh telurnya
''bersarang'' di atas pohon yang tinggi atau di bebatuan tebing bukit yang
tinggi.
Begitu telurnya
menetas dari cangkangnya yang keras, si induk akan memulai mengajari terbang
anaknya. anaknya didorong untuk keluar dari sarang dan belajar terbang. Pada
saat itu bila si induk merasa anaknya belum berhasil terbang dan akan membentur
tebing atau tanah, maka si anak rajawali akan cepat disambarnya, sehingga tidak
sampai terluka. Begitu seterusnya sampai si anak rajawali bisa terbang sendiri
tanpa bantuan induknya. Jadi walaupun rajawali dilengkapi dengan sepasang
sayap, dia tetap harus menguji kekuatan
sayapnya dengan jam terbang yang tinggi melintas angkasa, dengan berbagai
jurus tukik atau terbang, mungkin akan terbang secepat kilat pada saat
menyambar mangsanya yang sedang lengah, Walaupun
orang tua rajawali adalah raja penjelajah alam raya, dia tidak serta merta
mewariskan bakatnya kepada anaknya, semua tergantung dari si anak sendiri untuk
mencontoh perilaku terbang induknya dan melatih sayapnya di angkasa. (tidak
nasab darah, tapi nasab ILMU)
Seekor burung
rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut
adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70
tahun atau hanya sampai 40 tahun. Ketika burung rajawali mencapai umur 40
tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati
transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk
melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak
menyakitkan namun singkat menuju kematian.(QS 7:142, QS 46:15, rattil dan
tahajjud full selama 40 malam tanpa terputus). Pada umur 40 tahun paruh
rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia
akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu
bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang
tinggi. Bila seekor rajawali memutuskan
untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus
terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung
tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung
sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan
dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu
persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika
kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua
dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah
dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya.
Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali
selama kurang lebih setengah tahun.
Burung rajawali ini
ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita
dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari
pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi
kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan
tersebut kita harus ingat ada ajaran Allah, AlQuran yang menyertai kita, ada
masa depan yang Allah melalui ILMU-NYA sediakan untuk kita diakhir perjuangan
kita, suatu kehidupan setelah 40 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang
lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita .....,
suatu yang kita impikan selama ini. Seringkali agar kita dapat bertahan, kita
harus melewati sebuah perubahan, terkadang kita
harus membuang kenangan, kebiasaan dan semua tradisi kerja kita yang lama.
Hanya dengan terbebas dari beban masa lalu, kita dapat memulai hidup yang baru.
Perubahan tidak
dapat dilaksanakan tanpa menimbulkan ketidaknyamanan, Bahkan sekalipun
perubahan itu mengubah dari buruk menjadi lebih buruk.
7 (Tujuh) Prinsip Hidup Rajawali :
1. Rajawali Terbang
Bersama Kelompoknya.
2. Rajawali Tetap
terfokus kepada visinya dan tidak terpengaruh dengan hambatan apapun.
3. Rajawali
Tinggalkan misi lama dan mulai misi baru.
4. Rajawali
Menghadapi tantangan untuk mencapai keinginan yang lebih tinggi.
5. Rajawali
Berjuang menghadapi ujian/cobaan untuk tetap berkomitmen.
6. Rajawali Memprioritaskan
kehidupan keluarga dgn komitmen & tanggung jawab kpd keluarga.
7. Rajawali Harus
membuang kebiasan dan sikap negatif dan terus membangun karakter.
…………………….
Bagaimanakah dengan
kehidupan kita saat ini? Apakah kita sudah berubah atau sedang mau berubah?
Atau sedang menantikan suatu perubahan dalam hidup kita? Hidup manusia yang
singkat tak pernah lepas dari masalah, kecuali insan tersebut telah kembali ke ajaran
Allah, barulah ia terlepas bebas dari himpitan masalah-masalah yang ada.
Seperti ilustrasi
di atas tentang burung rajawali, di mana seekor burung rajawali dapat hidup
sampai 70 tahun, namun dalam usia 40
tahun, ia harus memutuskan apakah rajawali tersebut masih mau melanjutkan
hidupnya atau berakhir di usia itu. Jika seekor rajawali mau hidup sampai
70 tahun, pada usia 40 tahun rajawali harus melakukan suatu perubahan yang
sangat menyakitkan, seperti yang telah tertera di atas tentang proses yang
harus di alami oleh seekor rajawali.
Demikian pula kita
sebagai umat Allah yang dipilih melalui pemahaman ILMU-NYA, kita pun tidak
cukup hanya menjadi seorang Muslim, apalagi hanya di KTP saja, melainkan hidup
kita seharusnya berubah 180 derajat. Dari pikiran kita, tindakan dan perbuatan
kita, seharusnya mencerminkan karakter pelaku kerja dari Asmaul Husna. Apapun
resikonya, kita harus berubah. Itu yang Allah melalui ILMU-NYA, ALQURAN
kehendaki dalam hidup kita, agar kita senantiasa dapat melihat kemuliaan-Nya,
sebab dalam kemuliaan ajaran Allah, berkat (baca: system ekonomi zakat/jannah)
akan mengalir dengan derasnya, kesanggupan akan menaungi kita, dan kita dapat
mendengar dan berjalan dari kemuliaan sampai kemuliaan bersama dengan Allah
kita yang sungguh luar biasa.
Perubahan memang menyakitkan, sebab itu adalah proses
yang tidak sebentar, memakan waktu yang mungkin lama dan cukup lama, bahkan
pengorbanan hati, jiwa, perasaan, mungkin juga uang, harta, martabat, harga
diri, hingga kita diinjak-injak, dan sebagainya.
Namun ingatlah
baik-baik, bahwa ILMU-NYA berkuasa, ILMU-NYA memberikan kekuatan yang luar
biasa bagi kita(QS 55:33), ILMU-NYA menyanggupkan dan memampukan kita melewati
badai sebesar apapun. Oleh sebab itu, jangan pernah kita menganggap remeh apa
yang ada dalam AlQuran, karena itu adalah yang tertuang.
Jika kita sedang
dalam proses saat-saat ini, bersandarlah sepenuhnya kepada Pencipta-Mu, karena
hanya Ia yang sanggup melepaskanmu. Andalkanlah Dia senantiasa dalam segala hal
dan perkatakan perkataan Allah setiap hari bahkan setiap saat. Selalu
bersyukur, karena saat kita bersyukur, itu membuka pintu sukacita jannah
mengalir, dan rasakan berkat-berkat ajaran Allah melimpah dalam hidupmu.
Sukacita adalah pilihan, bukan keadaan, itu yang di sampaikan dalam kisah
pilihan nabi Adam atas Nur sesuai dengan Al Asma menurut sunnahnya.
Banyak sekali ayat-ayat
yang menguatkan tentang proses kehidupan. Selidikilah rattillah ayat-ayat-Nya,
dekatilah Allahmu (alquran) selagi Ia berkenan untuk dicari.. namun ingatlah,
bahwa di balik proses yang berat (QS 73:1-5), di balik pengorbanan, ada berkat,
ada upah yang sungguh luar biasa besarnya bagi siapa yang menang bersama dengan
ajaran Allah setelah perubahan terjadi. Janganlah kita mengeluh dan mengeluh.
Gantilah keluh kesah itu dengan ucapan syukur kepada Allah melalui ILMU-NYA,
itu yang Ia mau dari kita, katakan Amin!
Seekor rajawali
saja mau dan bisa berubah, padahal tidak ada yang menolongnya. Masakan kita
tidak bisa berubah padahal Allah, pencipta segalanya, mau dan selalu sanggup
menyertai dan menolong kita, amin? Mari kita berubah, mengingatkan satu dengan
yang lain dengan ajaran Allah, alQuran, dan kita selalu belajar sebagai murid-Nya
melalui perantaraan dimensi Jibril (QS 2:97, QS 42:51).
Sumber :
“Discover the Brain Power of the Bird in Black.”
Nature. Accessed 3 Jan. 2010 McKie, Robin. “Clever Raven Prove that it’s no
Bird Brain.” Guardian. 29 Apr. 2007. Accessed 3 Jan. 2010.
Walker , Matt .“Clever Ravens Cooperatively
Hunt.” BBC. 1 Dec. 2009. Accessed 3 Jan. 2010 Dworschak, Manfred. “Clever
Ravens: Masters of Deceit.” Speigel International. 4 Oct. 2007. Accessed 3 Jan.
2010
Video:
“Clever Crows.” Google Videos. Accessed 3 Jan.
2010
“Video: Aesop's Fable - or fact? Meet the world's
cleverest bird.” Times. 7 Aug. 2009. Accessed 3 Jan. 2010 “Clever Crows.”
Google Videos. Accessed 3 Jan.
Dahsyat...
BalasHapus