Selasa, 29 April 2014

LEBAH, CERMIN KALJASADIL WAHID, SYSTEM EKONOMI ZAKAT



Lebah berkomunikasi dengan Menari (Ratil dan shalat tahajud)

Untuk mengisi kantung-kantung ini dengan Madu, lebah harus mengumpulkan nektar, yakni cairan manis pada bunga. Ini adalah tugas yang sangat berat. Penelitian ilmiah terkini mengungkapkan bahwa untuk memproduksi setengah kilogram Madu, lebah harus mengunjungi sekitar empat juta kuntum bunga. Mendapatkan bunga-bunga ini pun adalah pekerjaan berat tersendiri. Oleh karenanya, koloni lebah memiliki sejumlah lebah pemandu dan lebah pencari makan. (Proses Ratil dan Tahajud berdimensi dengan makhluk tan benda, malaikat, yg jarak tempuh dimensi nya berjarak jutaan kilometer (QS Al Fathir/35 : 1, QS An Najm/53  : 3-10, QS Al Ma’arij/70 : 3-4)

Bagaimana lebah pencari makan menemukan bunga di wilayah yang begitu luas dibanding ukuran tubuh mereka? Bagaimana mereka menemukan jalan kembali ke sarang tanpa tersesat? Bagaimana mereka memberitahu lebah-lebah lain tentang arah sumber bunga? Tatkala kita berusaha menjawab beragam pertanyaan ini, kita akan sampai pada kenyataan yang sungguh menakjubkan. (Mencari pakan ke permukaan luar, hutan belantara system ekonomi riba, tidak pernah tersesat tergiur dgn hiruk pikuknya syahwat riba, dibawa ke sarang permukaan dalam, kebun jannah system ekonomi zakat)

Ketika seekor lebah telah menemukan sumber bunga, maka tugas berikutnya dari lebah pemandu ini adalah untuk kembali ke sarang dan memberitahu lebah-lebah lain tentang lokasi di mana ia menemukan kumpulan bunga tersebut. Segera setelah lebah pemandu kembali ke sarangnya, ia mulai memberitahukan lokasi sumber bunga yang ia temukan kepada lebah-lebah lain. Pertama, ia membiarkan lebah-lebah lain mencicipi sedikit nektar yang ia kumpulkan dari bunga untuk memberitahu mereka tentang kualitas nektar tersebut. Lalu ia memulai tugas utamanya, yakni menjelaskan arah menuju sumber bunga. Ia melakukan ini dengan cara yang sangat unik, yaitu dengan tarian. Lebah pemandu mulai menari di tengah-tengah sarang dengan menggoyangkan badannya. Sulit dipercaya, tapi gerakan dalam tarian ini memberikan lebah-lebah lain informasi tentang lokasi sumber bunga. Misalnya, jika tarian berupa garis lurus ke arah bagian atas sarang, maka sumber makanan tepat mengarah ke arah matahari. Jika bunga berada pada arah sebaliknya, lebah akan membuat garis ke arah tersebut. Jika lebah menari ke arah kanan, maka ini menunjukkan bahwa sumber bunga berada tepat sembilan puluh derajat ke arah kanan. (Mutawakilun memandu dan mengarahkan pengantar study alquran dgn disambung rattil dan shalat tahajud dalam system satu atap SAAH SATU MANAGEMEN)

Tetapi ada satu pertanyaan, lebah menjelaskan arah tersebut berdasarkan posisi matahari, padahal posisi matahari terus berubah. Setiap empat menit matahari bergeser satu derajat ke barat, faktor yang mungkin menurut anggapan orang diabaikan lebah dalam penentuan arah ini. Tapi, pengamatan menunjukkan bahwa lebah-lebah ini juga memperhitungkan pergerakan matahari. Ketika lebah pemandu memberitahu arah lokasi bunga, dalam setiap empat menit, sudut yang mereka beritahukan juga bertambah satu derajat ke barat. Berkat perhitungan yang luar biasa ini, para lebah tidak pernah tersesat.

Tarian itu merupakan suatu bentuk komunikasi yang bertujuan menginformasikan arah dan jarak makanan tersebut. Lebah tesebut mengibaskan perutnya sambil berputar-putar ketika menari sementara itu lebah lain akan mengerumuni dan memperhatikan gerakannya. Bila dilihat sepintas, tarian itu sangat membingungkan dan seolah terdiri atas gerakan yang tidak teratur. Namun,  ternyata terdapat pola-pola tertentu yang teratur pada tarian tersebut. Tarian lebah itu menginformasikan jarak dan arah lokasi sumber makanan tersebut. (Rattil dan shalat Tahajud)

1. JARAK
Bila sumber makanan berjarak 100 feet (dekat dengan sarang), lebah bergerak dengan lingkaran yang ketat, sambil mengibas-ngibaskan perutnya dari sisi ke sisi. Tarian ini dinamakan “Round Dance”. Jika sumber makanan jaraknya lebih dari 100 feet, lebah akan melakukan “tarian mengibas-ngibas”, yaitu ayunan setengah lingkaran dalam suatu arah, kemudian diikuti oleh gerakan lari lurus dan kemudian mengayun setengah lingkaran ke arah yang lain sehingga membentuk angka 8. Tarian ini dinamakan “Wagging Dance”. Tarian ini kelihatannya menunjukkan jarak dan arah dengan patokan matahari. Selain dia menari, dia juga memuntahkan nektar (madu bunga) yang dia peroleh. jadi para pengikut sudah mengetahui makanan apa yang mereka cari. (Timing Rattil dan Shalat Tahajud, QS Al Muzzammil/73 : 3-4)

2. ARAH
Jika sumber makanan terletak tepat searah dengan arah matahari, sang lebah akan menari sambil bergerak lurus pada sumbu vertikal. Jika bunga terletak di sebelah kiri atau kanan garis antara sarang dan matahari, sang lebah pun akan menari meyimpang ke kiri atau ke kanan sumbu vertikal. Jika bunga terletak di sebelah kiri atau kanan garis antara sarang dan matahari, sang lebah pun akan menari meyimpang ke kiri atau ke kanan sumbu vertikal. Sudut penyimpangan arah tarian sama persis dengan sudut penyimpangan arah bunga garis sarang-matahari. Lebah akan terus menari untuk menunjukkan sumber makanan pada lebah-lebah lain yang ada di sarang. yang lebih menakjubkan lagi, lebah yang menari juga memperhitungkan pergeseran semu matahari. Setiap empat menit, matahari akan bergerak semu sebesar satu derajat ke arah barat. Kalau lebah tetap mempertahankan arah tariannya, ia melakukan kesalahan yang dapat menyesatkan teman-temannya. Akan tetapi, seolah mengetahui pergeseran matahari, lebah yang menari pun menggeser arah tariannya sebesar satu derajat setiap empat menit sesuai dengan pergeseran matahari. Sementara itu, jumlah kibasan selama menari menunjukkan jauh dekatnya sumber makanan dari sarang. Semakin jauh sumber makanan, semakin banyak jumlah kibasan yang dilakukan. (Shalat 5 Waktu sebagai pengingat dan penjagaan terhadap yg sdh di Ratil Tahajudkan, QS Al Isra’/17 : 78)

Tidak ada pembelajaran terhadap tarian yg dilakukan Lebah madu.
K. Von Frish (ahli hewan dan pemenang nobel), menilai bahwa bahasa lebah dianggap merupakan “Innate” atau naluri. Tetapi untuk mengetahui adanya sumber makanan dan kemudian kembali ke kawanannya, sang lebah memerlukan sebuah ingatan mengenai sudut antara sumber makanan, sinar matahari dan sarangnya, begitu pula dengan kawanan lebah pengikut, mereka pun memerlukan ingatan terhadap gerakan tarian lebah penari, yang memberikan petunjuk arah dari sumber makanan. Intinya ingatan diperlukan untuk membantu fungsi dari intelegensi, dengan demikian komunikasi yang dilakukan antar lebah pekerja merupakan gambaran dari intelegensi. K. Von Frish juga sudah pernah melakukan pengamatan agak detail pada tahun 1960-an. Frisch menyatakan, lebah sedang berjuang menyampaikan serangkaian instruksi tentang upaya menemukan sumber sari bunga saat menari.

Lebah pemandu tak hanya menunjukkan arah sumber bunga, tetapi juga jarak ke tempat tersebut. Lama waktu tarian dan jumlah getaran memberi petunjuk kepada lebah-lebah lain tentang jarak ini secara akurat. Mereka membawa perbekalan sari-sari makanan yang sekedar cukup untuk menempuh jarak ini, dan kemudian memulai perjalanan.

Perilaku mengagumkan dari para lebah ini telah diuji dalam sebuah penelitian di California. Dalam penelitian ini, tiga wadah berisi air gula diletakkan di tiga tempat yang berbeda. Sesaat kemudian, lebah-lebah pemandu menemukan sumber makanan tersebut. Lebah pemandu yang mendatangi wadah pertama diberi tanda titik; yang mendatangi wadah kedua ditandai dengan garis, dan yang mendatangi wadah ketiga diberi tanda silang. Beberapa menit kemudian, lebah-lebah dalam sarang tampak mengamati dengan cermat para lebah pemandu ini. Para ilmuwan lalu memberi tanda titik pada lebah-lebah yang mengamati lebah pemandu bertanda titik, dan demikian halnya, mereka juga memberi lebah-lebah lain tanda yang sama dengan yang ada pada lebah pemandu yang mereka amati.

Beberapa menit kemudian, lebah-lebah bertanda titik mendatangi wadah pertama, yang bertanda garis tiba di wadah kedua dan yang bertanda silang di wadah ketiga.

Jadi, terbukti bahwa lebah-lebah dalam sarang menemukan arah berdasarkan informasi yang sebelumnya telah disampaikan oleh lebah-lebah pemandu. Sistem organisasi yang hebat dan sempurna!!

Segala fakta ini hendaknya direnungkan dengan seksama. Dari mana lebah-lebah memperoleh kemampuan berorganisasi yang menakjubkan? Bagaimana seekor serangga mungil yang tak memiliki kecerdasan atau sarana berpikir mampu bertugas sebagai pencari makanan? Bagaimana ia dapat berpikir untuk mencari sumber makanan dan kemudian memberitahukannya kepada rekan-rekan sesarangnya? Bahkan jika ia dianggap mampu memikirkannya, bagaimana ia dapat menciptakan tarian untuk memberitahu yang lain tentang lokasi dan jarak sumber makanan? Bagaimana lebah-lebah dalam sarang mampu memahami arti gerakan dan getaran rumit dari lebah-lebah pemandu ? Teori Evolusi Darwin yang mengklaim bahwa kehidupan di bumi terjadi secara kebetulan, tak mampu menjawab beragam pertanyaan ini. Segala keahlian khusus lebah ini menunjukkan bahwa Penciptanya telah memberikan semua sifat ini kepada mereka.

Sarang lebah adalah tempat paling steril di dunia – Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian di Arizona,AS. Seekor tikus yang telah mati di taruh dalam sarang lebah yang sudah di bagi menjadi dua bagian,kemudian di ikat dengan tali dan di diamkan selama 1 1/2 tahun sebelum akhirnya di buka kembali.Apa yang terjadi?Nyaris tidak ada perubahan pada bangkai tikus tersebut!bau busuk pun tidak tercium sama sekali.Bahkan penelitian ini semakin menguatkan statement bahwa proses pengawetan mumi adalah dengan metode pembalseman menggunakan cairan sarang tersebut. (System ekonomi Zakat yang bersih tidak bergantung kepada system Blok barat Blok timur, naturalis feodalis)

Lebah dapat digunakan untuk mendeteksi ladang tambang bahkan mendeteksi keberadaan ranjau…Wuih hebat bener …!

Lebah adalah satu-satunya hewan yang mati dengan cara meng-antup lawannya. (Hidup mati nya hanya untuk kemaslahatan ummat)
Lebah mempunyai sistem penjagaan di setiap sarang nya. Percaya ngga kalau lebah itu punya shift menjaga sarangnya? Setiap shift di lakukan oleh 20 lebah. 10 berjaga-jaga di depan sarangnya,dan sisanya bertugas patroli di radius 15-20 meter dari sarangnya. (QS Al Anfaal/8 : 65-66)

Hukum Aerodimanis hampir tidak berlaku pada tubuh lebah – Kenapa? Sayapnya yang hanya setipis sayap lalat tersebut mampu meng-angkat tubuh bagian belakangnya yang hampir 30x lipat lebih berat.

Madu yang dihasilkan oleh lebah adalah satu-satunya makanan konsumsi yang tidak akan pernah basi. (klo yang dijual di pinggiran mah,biasanya dah di akalin.. makanya basi). Lalu bagaimana cara membedakan yang asli dan yang tidak asli?

1.Madu yang tidak asli kemasan nya berupa botol yang terbuat dari bahan kaca.Alasannya adalah,madu yang tidak asli bisa terjadi pengasaman,sehingga tidak berani di kemas dalam bahan plastik.Karna kemasan plastik bisa mengembang dan meledak akibat dari gas hasil pengasaman madu yang tidak asli tsb.(Madu yang asli tidak mempunyai unsur gas)

2.Cara paling mudahnya,taruh madu anda di sebuah piring datar.. dan goyang-goyangkanlah piring tersebut perlahan kekiri dan kekanan.Akan muncul jejak berbentuk sarang lebah (kotak-kotak segienam).It’s True!!
Lebah mempunyai sistem kasta yang nyaris seperti kehidupan manusia –

Ada beberapa tingkat kasta pada dunia lebah yaitu :
1.Ratu Lebah
Tugasnya adalah memproduksi lebah-lebah baru
2.Lebah Perawat [ Nurse Bee ]
Lebah perawat adalah lebah pekerja yang khusus merawat ratu lebah dan anak-anaknya atau larva. Mereka bertanggung jawab untuk memproduksi royal jelly, serta memberi makan sang ratu dengan royal jelly, bee pollen dan madu.
3.Lebah Pencari [ Scouts Bees ]
Lebah pencari adalah lebah pekerja yang mencari sumber-sumber pollen, nektar dan propolis. Ketika mereka menemukan sumber makanan yang terbaik, mereka akan kembali ke sarang dan menginformasikannya kepada lebah pengumpul. Kemudian, lebah pengumpul pergi untuk mengumpulkan makanan tersebut.
4.Lebah Pengumpul [ Collector Bees ]
Ketika mengumpulkan pollen dari bunga-bunga, lebah pengumpul hanya akan mengunjungi tipe bunga yang sama hingga semua pollen habis terkumpul. Pada saat lebah mengumpulkan pollen, ia juga mencampurkannya dengan sedikit madu dari mulutnya dan kemudian membentuk gumpalan pollen yang akan disimpan dalam kantong yang terdapat di kaki lebah. (4 Pilar yang menghidupkan system budaya ekonomi zakat, QS Al Baqarah/2 : 260)


Mengapa Sarang Lebah Berbentuk Segi Enam  yakni: (Rukun Iman)

Fakta Pertama Sarang lebah berbentuk heksagonal atau segi enam yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan madu. Setelah melalui penelitian panjang, para ahli matematika menyimpulkan bentuk inilah yang paling optimal sebagai tempat penyimpanan madu, dilihat dari segi efektivitas ruang yang terbentuk dan bahan yang digunakan untuk membuatnya.

Bentuk heksagonal yang simetris, jika digabungkan akan menghasilkan kombinasi ruang guna yang sempurna, yaitu tidak menghasilkan ruang-ruang sisa yang tak berguna, seperti jika ruang-ruang yang berpenampang lingkaran atau segilima. Lebih jauh, bentuk ruang dengan penampang segitiga atau segiempat bisa jadi juga menghasilkan kombinasi yang optimal. Walaupun demikian, bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat bentuk-bentuk ini ternyata lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk membuat bentuk ruang dengan penampang heksagonal. Ruang penyimpanan berbentuk heksagonal, ternyata membutuhkan bahan baku lilin paling sedikit, dengan daya tampung terbesar.

Lebah membangun sarangnya dengan menyusun dari sudut-sudut yang berbeda, biasanya dari empat titik yang berbeda dan bertemu di tengah. Dalam tingkat kesalahannya sangat kecil bahkan tanpa kesalahan sedikitpun. Sarang berbentuk segi enam merupakan bentuk yang terbaik karena dalam hal ini lebah menyimpan madu dalam jumlah besar.
Selama jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematik memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling sesuai untuk memanfaatkan setiap bahagian unit secara maksimum”. Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat bahagian yang tidak terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.

Pada kedalaman yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam memiliki keliling yang paling pendek.

Kesimpulannya: sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.

Dilihat dari aspek ekonomi bangunan, lebah telah memberi contoh kepada manusia tentang optimalisasi biaya tanpa mengurangi nilai estetika bangunan. Suatu pelajaran yang sangat patut dikagumi dari makhluk mungil ini, yang membangun sarangnya.

Fakta kedua yang juga menakjubkan dari sarang lebah, adalah keteraturan sudut yang sangat akurat. Setiap rongga dibangun dengan kemiringan tiga belas derajat, dengan bagian yang lebih rendah berada di dalam. Sudut-sudut ini selalu berulang dengan tingkat akurasi yang sempurna. Dengan demikian, madu yang disimpan tidak akan mengalir ke luar.

Dari segi kekuatan, sarang lebah yang menggantung dan tampak rentan terhadap kerusakan ini, sebenarnya memiliki kekuatan yang besar. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan sarang itu untuk menahan beban beratus-ratus lebah, sekaligus menampung madu di dalam setiap rongganya. Dengan demikian, sistem perekatan yang digunakan untuk menggantung sarang di tempat-tempat yang tinggi pun memiliki tingkat kekokohan yang tinggi.

Lebih jauh, kita dapat menemukan hal yang menakjubkan dari teknik lebah dalam bekerja sama membangun sarangnya. Lebah-lebah itu memulai membangun sarang dari beberapa titik yang berbeda. Mereka membentuk kelompok kerja yang bekerja dari tempat-tempat yang berbeda, sampai akhirnya kantung-kantung heksagonal yang terbentuk bertemu di tengah-tengah, dengan tingkat ketepatan yang sempurna.

Pada sarang lebah kita juga dapat menemui penerapan dari berbagai prinsip estetika atau keindahan. Simetrisitas yang terdapat dalam pengaturan komposisi geometris pada sarang lebah memberikan kesan keseimbangan yang sangat kuat secara keseluruhan. Penggunaan bentuk-bentuk heksagonal yang berapit secara sempurna menghasilkan kesatuan desain yang diperoleh melalui perulangan-perulangan yang teratur. Di balik bentuknya yang sederhana, kita dapat melihat kerumitan yang terdapat dalam setiap detail pembuatannya, berupa presisi ukuran yang sangat sempurna, keteraturan perletakan dan ketepatan pemilihan bentuk dan komposisi.

Fakta Ketiga adalah Pengaturan kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35 C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.

Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang. Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.

Fakta Keempat adalah Sistem kesehatan: Lebah  menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteria. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteria. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah berusaha untuk mengusirnya dari sarang.

Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.
 

Lebah selalu berbagi tugas secara rapi, ada yang membuat sarang, mencari sari madu, mengumpulkan bahan makanan (nectar), pembuat madu, prajurit, peneliti (terutama untuk mencari tempat baru) dan sebagainya seperti yang tertuang di tulisan diatas. Semua bekerja secara professional dan sesuai dengan job description divisi masing-masing. Hasil kerja nya dipergunakan untuk kemanfaatan semua pihak, tidak individualis (tidak naturalis feodalis, komunis, imperialis..he3x). Selain itu lebah juga sangat  menjaga kesatuan dan kerjasama, mengikuti (ketaatan) alur system SAAH SATU MANAGEMEN, mobilitas etos kerja dan produktifitas yang tinggi. Hidup harmoni dengan alam, tidak merusak batas dimensi alam (tidak subversif kayak mbak IIN tetangga sebelah..he3x lagi), tidak merusak tapi justru membantu penyerbukan bunga pada tanaman. SELALU BERPRINSIP MEMBERI KEMANFAAT TERHADAP SESAMA. Kaji study rattil QS An Nahl/16 : 68-69

1 komentar:

  1. Lebah adalah binatang kecil yang terukir indah dalam Alquran. Allah mengabadikan namanya pada salah satu surah dalam Alquran, yakni Annahl. Tentu, ada keistimewaan yang dimiliki hewan ini hingga namanya termaktub dalam kitab yang suci dan mulia. Lihat surah Annahl [16] ayat 68-69.

    Lebah diciptakan Allah SWT dengan banyak memberi manfaat bagi manusia. Di antara manfaatnya adalah madu. Tak hanya itu, perilaku hewan kecil ini harusnya menjadi cerminan akhlak bagi Muslim sejati.

    Perhatikanlah kehidupannya. Ada banyak manfaat yang bisa diambil hikmahnya dari lebah. Pertama, lebah hanya menghisap saripati bunga. Ia hanya mengambil yang inti dan membiarkan yang lain. Lebah tahu, yang menjadi kebutuhannya hanyalah saripati, bukan yang lainnya. Ini mengajarkan bahwa setiap Muslim harus mengambil sesuatu yang baik dan halal. Sebab, mengambil hak yang lain hukumnya adalah haram.

    Kedua, lebah menghasilkan madu. Ia memberi manfaat bagi manusia. Ini pelajaran bagi umat Islam. Madu berasal dari saripati bunga dan baik, maka keluarnya pun baik. Sesuatu yang halal, keluarnya halal pula. Dan, ia banyak memberi manfaat bagi orang lain.

    Ketiga, lebah tidak merusak. Di mana pun dia hinggap, tak ada tangkai daun ataupun ranting pohon yang patah. Betapa santunnya hewan kecil ini hingga dalam bergaul dia tidak menyakiti siapa pun dan senantiasa menjaga kedamaian dalam setiap suasana. Lebah senantiasa memegang prinsip iffah (ketenteraman) dalam pergaulan.

    Keempat, lebah punya harga diri. Ia tidak akan pernah mengganggu orang lain selama kehormatan dan harga dirinya dihormati. Namun, bila harga dirinya dizalimi, ia akan siap 'menyengat' pengganggunya. Karena itu, setiap Muslim harus mampu menjaga kehormatan dirinya.

    Sudah sepatutnya kita belajar ilmu dari lebah. Bukan karena fisik dan pesonanya yang kurang menarik, tapi karena komitmennya dalam bersikap dan berbuat. Manusia memiliki kemuliaan dari makhluk lain. Namun, tingkah laku dan kehormatan manusia bisa lebih hina dari binatang.

    Allah memberikan pelajaran bagi manusia untuk mengambil hikmah dari lebah. Ia makhluk kecil yang memberikan manfaat sangat besar bagi manusia. Tentunya, tak hanya dari lebah, setiap hamparan yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT untuk kebutuhan manusia. Maka, bisakah kita mengambil pelajaran? 

    BalasHapus