Rabu, 30 April 2014

KISAH CINTA YANG SANGAT MENYEDIHKAN

Sebut saja namanya Mawar, kembang desa yang sangat cantik jelita. dia mempunyai kekasih setia seorang pemuda miskin yang bernama Marwan. Mereka sangat saling menyayangi. Hingga suatu ketika mereka harus berpisah.

Mawar harus pergi dan pindah keluar kota mengikuti orang tuanya yang pindah karena alasan pekerjaan. Tinggal lah Marwan di kampung dengan perasaan sedih.

Tapi sebelum kepergian Mawar mereka telah berjanji bahwa mereka akan menikah ketika Mawar kembali lagi suatu saat nanti.

Untuk melepas kerinduan mereka selalu berkirim surat. Tapi ketika memasuki tahun ketiga surat Mawar tak pernah dibalas lagi oleh Marwan. Tentu saja Mawar menjadi cemas. Hingga akhirnya dia nekat pulang kampung sendiri untuk menemui Marwan.


Karena sangat rindu Mawar lansung datang kerumah Marwan tapi tak disangka Marwan tidak ada. Yang ada hanya Ibu Marwan yang telah tua.
"Mana Marwan Bu?" tanya Mawar dengan mata sembab.
"Ikutlah dengan Ibu",
kata Ibu Marwan dengan lembut.

Kemudian tangan Mawar dibimbing Ibunya Marwan ke suatu tempat yang sepi. Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah Tempat Pemakaman Umum (TPU).


Di gerbang TPU Mawar menangis sejadi-sejadiny­a, meronta-ronta... Tapi tangannya tetap dipegang erat oleh Ibunya Marwan. "Marwaaaan... Begitu cepat engkau meninggalkan aku, tak ingatkah engkau dengan janji kita." kata Mawar diiringi tangis yang pilu. "Lepaskan aku Ibu, aku ingin kekuburannya... ­ ­"
"Sabar lah... Dia sedang di liang lahat", kata Ibunya Marwan sambil tetap tak melepaskan tangan Mawar.
Mendengar kata-kata Ibu Marwan membuat Mawar makin sedih dan menangis sekuatnya.
"Marwaaaaaaaan. ­ ­.." (Kemudian tak terdengar lagi suara Mawar, dia pingsan)

Ketika Mawar siuman dia lansung memeluk Ibu Marwan dan berkata dengan suara terbata-bata dan mata berlinang, "Semoga Marwan tenang di sana ya Bu, tapi tolong ijinin aku ke kuburannya untuk berdoa."


Sambil mengusap kepalanya Ibu Marwan berkata dengan lembut, "Kamu itu lebay banget kebanyakan nonton Film, Marwan itu di liang lahat sedang ngeberesin pekerjaannya." "Maksud Ibu?" tanya Mawar heran. Dengan santainya Ibu Marwan menjawab,"Marwan kan sekarang bekerja sebagai Penggali Kuburan."
=========

PESAN MORAL :
BIARKANLAH DULU ORANG LAIN BICARA SAMPAI SELESAI, JANGAN MEMOTONG APALAGI LANGSUNG MENARIK SEBUAH KESIMPULAN..!!

IKUTI SAJA DULU PAPARAN KAJIAN NYA SAMPAI TUNTAS, JANGAN HANYA MENYIMPULKAN PADA PERTEMUAN PERTAMA…

……………………….

Arti Hidup Seekor Kepiting

Ketika anda pergi makan ke restoran seafood, Anda pasti tahu dengan hewan yang bercangkang  dan suka mencapit. Bahkan mungkin anda yang membaca artikel ini langsung terbayang atau mengimajinasikan seekor kepiting. Di artikel ini kita tidak membahas apakah anda suka kepiting atau tidak suka kepiting ? Atau anda senang melihat kepiting tetapi tidak mau makan kepiting. Nah, apakah anda tahu bagaimana hidup seekor kepiting hingga bisa sampai ke restoran seafood? Ya, benar sekali , pasti anda menjawab karena dipancing orang dan dijual. Coba anda bayangkan bagaimana cara memancing kepiting? Ayo, baca kelanjutan artikel ini!

Dulu, sewaktu kecil, saya sering melihat orang menangkap kepiting dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan sebatang bambu atau ada juga yang menggunakan potongan gabus yang diikat dengan seutas tali dan kemudian ujung tali yang satu lagi diikatkan dengan batu kecil. Kemudian bambu atau gabus diayun agar batu sebagai umpan di ujung tali terayun menuju Kepiting sasaran.

Jika umpan tersebut terlihat oleh seekor kepiting, maka kepiting pasti akan mendekat. Biasanya dengan menyentak umpan tadi akan membuat kepiting terpancing untuk mendekat. Tujuannya untuk membuat kepiting merasa terganggu dan marah. Kalau hal tersebut berhasil maka Kepiting akan mencapit tali atau batu itu dengan sangat geram dan penuh emosi. Capitnya akan mencengkeram kuat tali atau batu sehingga ketika bambu atau gabus diangkat  akan ada seekor kepiting yang sedang marah.

Demikianlah perjalanan hidup seekor kepiting yang pemarah. Sampai di restoran, kepiting tersebut sudah menjadi seekor kepiting pemarah yang tidak berdaya. Kepiting diambil koki lalu diarahkan menuju sebuah wajan besar yang sudah diisi dengan air dan siap  menghangatkan kepiting pemarah menjadi santapan tamu restoran karena di bawah wajan itu ada sebuah kompor dengan api merah menyala yang membuat air tersebut mendidih. Saat koki mencelupkan kepiting pemarah itu ke dalam wajan tersebut, seketika kepiting yang suka mencapit karena marahnya, tubuhnya berubah menjadi merah, tak lama kemudian semakin matang dan bisa dinikmati  menjadi kepiting rebus ataupun kepiting dengan saus tiram atau saus padang yang pedas dan sangat  lezat. Kepiting itu menjadi korban santapan karena kemarahan, kegeraman dan emosinya atas gangguan terhadap sebatang bambu atau gabus , seutas tali dan sebuah batu kecil.

Dalam hidup ini janganlah memilih hidup seperti seekor kepiting yang mudah marah. Ada banyak orang ketika jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, karirnya hancur, putus asa bahkan kehilangan segalanya karena “MARAH” . Jadi, mulai hari ini selesai anda membaca artikel ini, kalau anda menghadapi gangguan, rintangan dan tantangan baik itu  ibarat batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan beberapa detik dengan menarik napas panjang dari hidung 3x, buang dari mulut kalau perlu dengan teriakan haaaaa. Lalu ambil air, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, agar marah atau emosi anda mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan masa depan anda.

2 komentar: