QS 2: 164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Ayat-ayat lain yang
berkenaan dengan langit dan bumi: QS 2:255, QS 5:97, QS 4:131/170-171, QS 6:73,
QS 10:24, QS 11:7, QS 13:17, QS 21:16, QS 24:35, QS 25:2, QS 31:20, QS 34:22,
QS 48:4, QS 57:4..dll, dst..ketik langit dan bumi di index alquran depag.
Medan Magnet Lemah Sebelum Bintang Pertama Tercipta
Medan magnet yang
muncul telah diteliti oleh Prof.Dr.Reinhard Schlickeiser di Institut Fisika
Teoritis-Ruhr-Universität Bochum. Penelitian Reinhard dimuat pada jurnal
Physical Review Letters dan press release situs remi Magnetic forces without
magnets, menjelaskan mekanisme baru pada medan magnet alam semesta bahkan sebelum
terciptanya bintang-bintang pertama.
Pada awalnya tidak ada magnet permanen di alam semesta.
Parameter yang menggambarkan keadaan gas tidak konstan. Kepadatan dan tekanan,
serta listrik dan medan magnet berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata
tertentu. Akibat dari fluktuasi ini pada titik tertentu terbentuk plasma medan magnetik yang lemah, atau disebut bidang acak.
Seberapa kuat bidang dalam plasma terionisasi penuh dari
proton dan elektron? Semua itu telah dihitung khusus untuk mengetahui
kepadatan gas dan suhu yang terjadi pada plasma di alam semesta awal.
Hasil dari
penelitian ini, medan magnet yang
berfluktuasi bergantung pada posisi dalam plasma, tidak seperti gelombang
elektromagnetik (gelombang cahaya) yang
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Di dalam gas bercahaya alam semesta awal
memiliki medan magnet dengan kekuatan 10^-20 Tesla.
Sebagai
perbandingan, medan magnet bumi memiliki kekuatan sebesar 30 sepersejuta Tesla.
Dalam scanner MRI, bidang kekuatan magnet saat ini berkisar tiga Tesla. Medan magnet
pada plasma di alam semesta awal sangat lemah, tetapi mencakup hampir 100
persen volume plasma.
Medan Magnet Pengaruhi Gelombang Kejut
Fisikawan Bochum
menganalisis bagaimana medan magnet yang
lemah mempengaruhi fluktuasi suhu pada latar belakang radiasi kosmik.
Ledakan supernova
dari bintang-bintang besar pertama yang
menghasilkan gelombang kejut dikompresi bidang acak magnet di daerah tertentu.
Dengan cara ini bidang diperkuat dan selaras pada skala luas. Medan magnet begitu kuat sehingga pada
gilirannya mempengaruhi gelombang kejut.
Hal ini menjelaskan
keseimbangan yang sering diamati antara kekuatan magnetik dan tekanan gas
termal pada benda kosmis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua gas
terionisasi penuh di alam semesta awal, dan medan magnet ada bahkan sebelum lahirnya bintang-bintang pertama.
Medan Magnet Lemah Di Awal Penciptaan Alam Semesta
Sebelum adanya
medan magnet, alam semesta hanya terdiri dari unsur-unsur non magnetik dan
partikel. Tidak ada medan magnet permanen di alam semesta awal, sebelum
terciptanya bintang.
Sebelum pembentukan
bintang pertama, materi bercahaya hanya terdiri dari gas terionisasi penuh
terdiri dari proton, elektron, inti helium dan inti lithium yang diproduksi
selama Big Bang. Semua logam yang lebih tinggi seperti besi magnet sesuai
dengan konsepsi yang ada saat ini, hanya terbentuk di bagian dalam bintang.
Medan magnet pertama kali muncul secara acak setelah
terjadinya Big Bang (QS 41:11, Dukhan). Segera setelah Big Bang, alam semesta
mengandung awan panas yang bermuatan listrik
dengan proton, elektron, helium dan
lithium di dalamnya (QS 2:260, 4
pilar, lihat pula pasti alam jantung dlm tubuh kita, memiliki 4 bilik/katup).
Masing-masing bisa menghasilkan medan magnet ke segala arah, tetapi mereka justru saling menegasikan satu sama lain
akibat gas yang terdapat pada awal-awal kosmos. (QS 24:41, masing” sdh tahu
tugas”nya, tanpa dikomando)
Bagaimana alam
semesta membentuk kekuatan magnet primordial selalu memunculkan misteri, tapi
fisikawan Reinhard Schlickeiser dari Institut Fisika Teoritis di
Ruhr—Universitas Bochum di Jerman,
mengutarakan bahwa dia mungkin mengetahui jawabannya.
Setelah terlepas
dari gas panas maka muncullah atom—yang didinginkan oleh ekspansi . Apakah
objek-objek tersebut tidak menghasilkan medan magnet yang permanen?
Schlickeiser berpendapat bahwa ada sebuah bentuk magnet yang sangat lemah,
dibuat secara acak bahkan sebelum bintang-bintang pertama muncul. Bentuk yang
lemah ini kemudian diperkuat dan dibentangkan oleh aliran gas yang netral, atau
dilepaskan dari lapisan atmosfer teratas pada sebuah bintang saat pertama
kalinya dan juga oleh ledakan bintang-bintang. (Tahapan persiapan ratil, ratil dan shalat tahajud).
Schlickeiser
mengatakan bahwa magnet dapat diproduksi
secara alami oleh putaran atom dan partikel subatomik. Namun, magnet yang kuat tidak akan terjadi di embrio alam semesta
karena memerlukan unsur-unsur berat seperti nikel atau besi yang
dihasilkan—nantinya—di dalam bintang-bintang.
Memproduksi elemen yang seberat magnet, pada gilirannya, memerlukan supernova,
kehancuran dahsyat bintang-bintang besar di akhir hidup mereka. (Setelah mengetahui 2 alternatif ILMU,
diperlukan kemauan yang kuat agar ada perubahan dalam diri. QS 13:11)
“Anda mendapatkan
magnet dalam bentuk muatan atau aliran arus, hanya menempatkan kompas di dekat
kawat yang membawa arus searah dan lihatlah jarumnya bergetar,” kata Michael
Riordan dari Universitas California, Santa Cruz. “Tapi jika Anda memiliki banyak muatan yang bergerak ke segala arah,
seperti yang terjadi di awal-awal alam semesta sebelum plasma (gas bermuatan
listrik) didinginkan menjadi atom, rata-rata aliran arusnya nol, sehingga
tidak ada magnet bersih pada setiap skala makroskopik.” (Hasil pemahaman dari ratil dan tahajud secara pribadi masing” kawan”
korps menjadi 1 bahan diskusi pd jumatan dan menjadi satu kesimpulan pemahaman
dan kemudian dipraktekan dlm system ekonomi zakat)
Apa yang mungkin
terjadi adalah bahwa tingginya temperatur kabut hasil pendinginan yang luar
biasa ketika alam semesta masih berusia sekitar 380.000 tahun, pulau acak
magnet terbentuk, diproduksi oleh variasi densitas dan tekanan. Schlickeiser
mengatakan medan magnet yang lemah akan diukur pada sekitar 10 sixtillionths-nya
dari 1 Tesla (unit pengukuran kekuatan medan magnet). Rata-rata Mesin MRI pada
fasilitas kedokteran adalah tiga tesla.
Magnet yang begitu
kecil itu tidak berpengaruh pada gas sekitarnya, jelas Schlickeiser.
Sebaliknya, di sekitar medan magnet yang lemah gas terus menekan. Akhirnya,
materi di alam semesta bertambah luas menjadi bintang dan galaksi.
Bintang-bintang tidak membutuhkan unsur-unsur yang lebih berat untuk membentuk
dirinya, tapi mereka memproduksi sebagaimana ketika mereka didinginkan dan runtuh.
Jika bintang yang
cukup besar meledak. Apa-apa yang terlontar dan mengalir keluar dari ledakan
tersebut akan memampatkan media di sekitarnya, sekaligus memperkaya dengan
unsur-unsur yang lebih berat. Menurut Schlickeiser, kombinasi dari aliran gas dan
ledakan bintang mulai mendorong magnet yang lemah itu untuk berputar,
mengompresi mereka, memperkuat mereka, dan menyelaraskan mereka dalam arah
angin. (QS 41:10, QS 43:11, QS 87:3)
“Ada suatu aliran
gas akan keluar, menerobos melalui media medan magnet. Aliran supersonik
tersebut akan dikompresi dan menyelaraskan diri secara teratur,” kata
Schlickeiser.
Akhirnya, medan
magnet menjadi cukup kuat untuk mendorong plasma sekitar. Pada saat bersamaan,
bintang-bintang, mulai menciptakan elemen berat yang menghasilkan medan magnet
lebih kuat melalui putaran atom. Ini adalah magnet yang membentuk medan magnet
di bumi –dan peristiwa itu tampak seperti ketika Anda melihat aurora borealis,
yang lebih dikenal sebagai Cahaya Utara.
Teori orisinil di
balik bentuk magnet acak dikerjakan oleh Schlickeiser dan Peter Yoon dari
Institut Ilmu Fisika dan Teknologi di Universitas Maryland. Yoon mengatakan
bahwa Schlickeiser mengadaptasikan penelitian ini ke dalam kosmologi.
“(Schlickeiser)
mengusulkan ide baru dari perbesaran acak melalui proses plasma,” kata Yoon,
sebuah ‘benih medan magnet’ jauh lebih kuat daripada pendapat-pendapat sebelumnya.
Perbesaran benih ini akan diperkuat dan dibuat lebih koheren dengan proses ini.
“Anda harus memiliki sesuatu yang mana semuanya bermula dari situ,” kata Yoon.
“(Schlickeiser) mengusulkan mekanisme.”
Venus, berbeda
dengan planet-planet lainnya, bergerak berlawanan arah
(retrogade). Jika dilihat dari kutub utara, Bumi bergerak dari barat ke timur.
Sebaliknya, Venus bergerak dari timur ke barat dan sekali berotasi memerlukan
waktu 243 hari bumi. Seandainya kita tinggal di sana, kita akan melihat
Matahari terbit dari barat dan tenggelam di timur.
Menyaksikan
bukti-bukti bahwa pergerakan alam semesta seperti halnya thawaf mengelilingi
kabah, bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.
Saat itu ada
pertanyaan besar dalam pikiran yang bila dikemukakan khawatir mengganggu proses
yang sedang berjalan. Mengapa harus berlawanan dengan arah jarum jam? … Bila di
lihat dari atas, alam semesta memang bergerak berlawanan dengan arah jarum jam,
tetapi bila posisi dari bawah, maka alam semesta akan tampak bergerak searah
jarum jam. Sama halnya apabila ada jam yang transparan di balik, pasti kita
akan melihatnya jarum-jarumnya bergerak ke kiri. Begitulah relatifitas,
terbayang tidak?
Untuk menjawabnya kita
mengingat pelajaran SMA tentang gaya Lorenz, dimana arah gerak harus dilihat
dari vektor gaya yang terbentuk.
Pergerakan planet,
pergerakan alam semesta, DNA, stuktur kimia mahluk hidup, elektron dan
lain-lain apabila dilihat dari arah gayanya maka harus bergerak berlawanan
dengan arah jarum jam. Semoga saja pembuat jam tidak bertujuan menentang
kehendak Tuhan ya .. ha.. ha
Hal ini
terinspirasi dengan definisi magnet di atas, bahwa bumi kita adalah bagian
kecil dari magnet yang sangat besar. Magnet sangat besar itu disebut Magnet Alam Semesta.
Kesimpulan akhir
pasti berakhir pada kesadaran akan ajaran Allah sebagai Pembina hidup kita,
bahwa amalan perbuatan kita, putaran aktifitas magnet dari shalat tahajud dan
shalat 5 waktu sebagai pembinaan keilmuan kita secara pribadi masing”, adalah
saling tarik menarik dan tolak menolak di dalam korps shalat jumatan sehingga
setelah sekumpulan magnet” yg tadinya bersifat pribadi” menjadi satu kekuatan
besar yang bisa membuat ledakan orbit sibuk berbuat dlm membentuk system
ekonomi zakat.
Bertautan dengan
dimensi malaikat adalah hak milik kita semua, bukan milik perseorangan, “tautan
lemah” dari dimensi malaikat disatupadukan dlm kumpulan jumatan, terjadi
ledakan didalamnya, maka terjadilah hujan, kaji ulang kembali pasti alam proses
terjadi nya hujan.
Bumi dan planet”
yang lain bergerak berputar sendiri pada poros orbitnya masing”, dan dari poros
orbitnya trsbt berputar pula secara bersamaan, sehingga efek magnet dari
putaran trsbt saling mendukung mempengaruhi satu sama lainnya, saling isi
mengisi, saling melengkapi. Putarannya menimbulkan tenaga magnet (+/-) yg
saling tarik menarik dan tolak menolak. Jika bumi bergerak sendiri tidak untuk
saling mendukung mempengaruhi sesame planet maka hancurlah tatanan alam
semesta. Nur adalah aktifitas gerak
sendiri pribadi (shalat tahajud+5 waktu) yg mempunyai efek saling mempengaruhi
alur perjalanan ilmu secara bersama korps, sehingga “diharapkan” (harus
bersih dari selera, motif dan subyektif) bisa
terbentuk system ekonomi zakat. Naar
adalah aktifitas gerak sendiri pribadi (shalat tahajud+5 waktu) yg tidak
mempunyai efek saling mempengaruhi alur perjalanan ilmu secara jamaah, perilaku
naar sifatnya untuk kepentingan pribadi individu. Berdoa yaa duiit..ya
ghoniyuu.yaa kayaa..demi kenikmatan pribadi saja tanpa peduli orang lain dan
lingkungannya, sehingga hancurlah tatanan kehidupan budaya, lihat fenomena
sekarang.
http://kanzunqalam.com/2013/04/02/teori-big-bang-hubble-baiquni-versus-teori-partikel-berproses-behram-nazwar-syamsu/
BalasHapusGus Noer Cukup lengkap bahasa yang diajukan Hud ayat 7 tsb. Pada kalimat awalnya disorot dg bahasa ungkapan alam pada kalimat berikutnya bentuk bahasanya bicara norma sosial. Titik tekan pada kalimat AHSANU AMALA bukan berbuat baik2 tanpa ukuran / standarisasi sehingga ditonjok dulu diawal ayat dg mengajukan contoh pada penciptaan SAMAWATI WAL ARDI FII SITTATI AYYAM sbg standarisasinya harus SETEPAT BERLAKU BERBUAT SEPERTI ALAM DALAM PERWUJUDAN HIDUP. Alam universal lolos uji, tinggal manusia harus lolos uji SIAPA DIANTARA KALIAN YG BERBUAT TEPAT HINGGA MENGGAPAI TUJUAN (ihsan / fiddunya khasanah wafilakhirati khasanah). Tentunya yg menjadi standar booknya yakni alqur'an terlebih dahulu dikuasai. Alam pun membangun diri dg AL MAA U melalui 6 tahapan. Begitupun manusia menggapai AHSANU AMALAN dibekali dulu BISMILLAHI RAHMANI RAHIMI yang diwujudkan melalui 6 langkah pada 6 ayat surat alfatihah berikutnya. Sehingga lebih jauh dikatakan uji coba hidup itu satu uji coba melakukan perbuatan kearah sisi positif, disamping kondisi zhulumat pun yg bermuatan negatif adalah satu ujian tersendiri karena kehidupan syar sangat menyesakan dada, hidup diadu domba, ba'dukum liba'din aduwwun, saling hina, saling sasus, saling memiskinkan. Melangkah kalo tidak hati2 terperosok sehingga selalu was2. Jauh berbeda dg kondisi Nur LAKHAUFUN ALAIHIM YAHJANUN.
BalasHapusMantap...
BalasHapus