Selasa, 29 April 2014

KHALIFAH

Beberapa waktu lalu saya dapat pertanyaan dari kawan saya tentang Khalifah. Kemudian saya baca-baca artikel tentang Khalifah dan saya menemukan sebuah pendapat yang mengatakan bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat ini berdasarkan bahwa arti Khalifah adalah pengganti, menggantikan yang sebelumnya. Alasan selanjutnya, ketika Allah berkata Inni Ja'ilun Fil ardhi Khalifah, "Sesungguhnya SAYA hendak menjadikan Khalifah di Bumi" maka Malaikat menjawab "ataj 'alu fiha~ may yufsidu fiha~wa yusfikud dima~a?, "Mengapa KAU ciptakan yg akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya (bumi)?". Jawaban malaikat menunjukkan seolah-olah malaikat sudah punya pengalaman dengan Khalifah. Sehingga disimpulkan bahwa sebelum manusia sudah pernah ada Khalifah dan Adam bukan manusia pertama.

Benarkah Adam bukan manusia pertama? Nabi Muhammad menegaskan dalam hadistnya bahwa Adam adalah Abul Basyar (Manusia pertama). Ucapan Allah kepada Malaikat, Inni Ja'ilun Fil ardhi Khalifah, adalah sebuah rencana bahwa Allah akan mengangkat derajat Adam yang sebelumnya sebagai manusia biasa menjadi Khalifah. Apa beda manusia dengan Khalifah? Manusia secara biologis sama dengan hewan namun manusia diberi kelebihan akal untuk mencerna Ilmu dari Allah yang akan diturunkan. Sedangkan Khalifah adalah "manusia yang hidup dengan Ilmu dari Allah".

Ilmu dari Allah mempunyai dua sudut, sudut Khayr/Nur/Terang (benar) dan sudut Syarr/dzulumat/gelap (salah). Memilih sudut Khayr akan mengujudkan kehidupan Jannah (hasanah dunia yang akan berkesudahan dengan hasanah akherat) sedangkan memilih sudut Syarr akan mengujudkan kerusakan hidup dan menumpahkan darah, seperti yang diprediksi oleh Malaikat.

Ilmu dari Allah isinya adalah dua rancangan hidup, Qadruhu khayruhu wa Syarruhu Minallah, "Rancangan hidup Khayr dan Syarr dari Allah". Atas dua rancangan tersebut manusia, yang sudah diberi Akal untuk menanggapinya, dipersilahkan memilih, mau dengan Khayr atau Syarr. Kenyataan membuktikan bahwa setelah Wa `allama adamal asmaa-a kullaha, setelah Adam diajarkan oleh Malaikat Al Asmaa (sebutan demi sebutan menjadi rangkaian keterangan = Ilmu) seluruhnya maka pilihan Adam justru bertolak belakang dengan prediksi Malaikat. Adam dengan keluarga, golongan sejawatnya justru memilih Khayr, mengujudkan kehidupan Jannah di muka Bumi. Kesimpulannya, normalnya manusia jika diajukan pilihan Khayr dan Syarr pasti akan memilih khayr.

Mengapa selanjutnya ada yang memilih Syarr? Pilihan Syar karena adanya factor Syethan. Mengapa Adam bisa terjerumus dalam pilihan Syarr sehingga terpental keluar dari arena kehidupan Jannah, masuk ke dalam sistem kehidupan Sajaratuz Zaqum (Buah Simalakama) yang serba salah penuh dengan gundah gulana? Di situlah peranan Syethan yang berfungsi mengecoh kesadaran manusia.

Disisi lain rancangan atau blue print yang digambar Allah mulai dari awal peradaban dan kebudayaan sampai dengan kiamat (akhir kebudayaan dan peradaban) akan bergulir bagaikan siang dan malam yang silih berganti terus menerus. Terbitnya siang memberi ungkapan pada munculnya rasul-rasul mulai dari Adam sampai dengan Muhammad, yang ditingkahi oleh Malam sebagai ungkapan munculnya peradaban Syar sepeninggal para Rasul. Kita lihat dalam sejarah sepeninggal para rasul maka muncullah "kehidupan Malam" di bawah Imperium Asyiria, Babilonia, firaunisme, Yunani, Romawi, Persia, Amerika, Rusia, China yang berdarah-darah..

Kembali kepada istilah Khalifah, Khalifah adalah "yang hidup dengan Ilmu dari Allah yang berisi alternative Khayr dan Syarr". Khalifah adalah manusia Ilmiah artinya manusia yang hidup berdasarkan ilmu, bukan lagi manusia dalam arti hewan, yang hidup atas dorongan-dorongan perut, atas perut dan bawah perut (QS 24:45).
Istilah Khalifah erat kaitannya dengan Ilmu. Jadi pada saat Adam sudah diciptakan oleh Allah di bumi maka untuk melengkapi kesempurnaan maka oleh Allah diturunkanlah Ilmu (Al Asmaa-a). Sebelum diturunkan kepada Adam maka Ilmu tersebut diajukan kepada Malaikat, "SAYA akan menjadikan Khalifah (manusia yang ilmiah-berilmu) di muka Bumi".

Pertanyaan selanjutnya, bagi yang beranggapan bahwa Adam diciptakan di Surga maka kalau begitu, dimanakah surga (jannah) itu ?

Masih ngobrol tentang khalifah, sekarang kita coba lihat kronologis kejadian alam semesta. Menurut Allah, Alam semesta ini diciptakan dalam waktu 6 yaum. 1 yaum sama dengan 1000 tahun, jadi 6 yaum sama dengan 6000 tahun.
2000 tahun pertama Allah menciptakan 7 lapis semesta angkas dan bumi dari rumusan alam Al Maa-u. Al Maa-u adalah dua unsur dalam satu kesatuan, bisa kita katakan unsur positif dan negative. Kemudian Al Maa-u meledak sehingga menjadi dua, SAMAWAATI ( semesta angkasa) dan ARDH (Bumi). Dari peristiwa ini, para ahli filsafat membuat teori bahwa asal usul Alam Semesta dari BIG BANG. Kemudian mereka stempel, Ilmu hasil pantulan (penelitian) terhadap alam. Pantulan alam atau nyolong dari keterangan Quran? !

Pada 2000 tahun pertama ini semesta angkasa dan bumi masih dalam keadaan DUKHAAN. DUKHAAN, kalau bahasa inteleknya NEBULA. Dari sini, ada yg berpendapat bahwa asal usul alam semesta dari NEBULA. Kemudian mereka stempel, Ilmu hasil pantulan (penelitian) terhadap alam. Pantulan alam atau hasil nyolong dari keterangan Quran?!

Selanjutnya, pada tahun ke 3000 sd 4000, Allah memproses Matahari yang sebelumnya dalam keadaan DUKHAAN (bola gas yang membara) menjadi bersinar. Otomatis planet-planet yang lainnya, yang sebelumnya juga dalam keadaan DUKHAAN menjadi memadat, termasuk bumi. Karena terjadi perbedaan suhu maka terjadilah peredaran udara dari yang bertekanan tinggi kepada yang bertekanan rendah. Selanjutnya terjadi penguapan, awan menjadi mendung, mendung menjadi hujan dan akhirnya hujan menyirami bumi yang mati menjadi hidup. Dengan begini, Allah menciptakan aneka tumbuhan di Bumi. Dari sini muncullah teori fisika kimia. Kemudian mereka stempel, Ilmu hasil pantulan (penelitian) terhadap alam. Pantulan alam atau hasil nyolong dari keterangan Quran?!

Selanjutnya, pada tahun ke 5000, Allah menciptakan Hewan di Bumi. Kemudian di penghujung tahun ke 6000, Allah menciptakan Jin, Malaikat dan akhirnya Allah menciptakan Adam dan kaum sejawat sepengkaji segolongannya yang sama-sama siap untuk membangun system jannah (QS 2:35, Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini...jaujuka tidak tepat di artikan istri, Hawa..jika istri maka bahasa Alqurannnya seharusnya jaujatun). Kemudian QS. Al A'raaf (7): 11, Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam),...Ayat ini dimulai dengan kalimat ‘menciptakan kamu sekalian, lalu kami bentuk tubuh kalian’. Artinya, waktu itu Allah sudah menciptakan banyak manusia di muka Bumi. Baru kemudian memerintah para malaikat untuk bersujud (berpartisipasi aktif) kepada sunnah kehidupan Adam dan golongan sejawatnya. Sayangnya, dalam kitab terjemahan bahasa Indonesia kata kum itu ditafsiri sebagai Adam. di sebelah kata ‘kamu’ diberi penjelasan dengan kata dalam kurung - (Adam). Padahal kita tahu bahwa kum adalah bermakna jamak - kalian semua.


Ini semakin jelas kalau kita baca ayat sebelumnya, berikut ini. Bahwa yang dimaksud dengan ‘kum’ itu adalah bangsa manusia secara keseluruhan.Segolongan manusia yang mau dengan pilihan alternative Nur.

QS. Al A'raaf (7): 10
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

Dari 2 ayat yang berurutan di atas, kita bisa memperoleh kesimpulan bahwa Allah terlebih dahulu menciptakan bangsa manusia di muka Bumi, dengan segala sumber penghidupannya. Dan, kemudian memilih salah satu di antara sekumpulan manusia yang mau dengan mau nya Allah (liman yasya) sebagai khalifah di muka Bumi. Dialah Bani Adam. Ditandai dengan perintah kepada malaikat untuk ikut berpartisipasi aktif/bersujud kepadanya.

Kalau Adam memang manusia pertama, ayatnya tidak akan berbunyi demikian. Diawalnya pastilah Allah mengatakan kepada Adam dalam bentuk tunggal: “Walaqad khalaqnaka - Dan sungguh telah Kami ciptakan kamu (Adam)...” Tapi, tenyata menggunakan kum. (baca: https://www.facebook.com/notes/muhajir-isnaini/rupanya-nabi-adam-bukan-manusia-pertama-normatif/694806150571979 )

Sempurnalah proses penciptaan Alam semesta selam 6000 tahun. Perlu dicatat di sini bahwa Adam dan golongan sejawatnya pada saat ini belum menjadi Khalifah karena Ilmu (Qadruhu Khayruhu wa Syarruhu minallah: rancangan hidup khayr dan syarr dari Allah) belum diturunkan. Ilmu baru diturunkan oleh Allah dari Lauhil Mahfudz pada hari terakhir dari 6000 tahun atau memasuki tahun ke 6000 keatas.

Begitu Adam menerima Ilmu maka pada saat itulah Adam dijadikan oleh Allah Khalifah. Jadi Khalifah adalah yang berilmukan dengan ajaran Allah (Qadar atau Taqdir Khayr dan Syarr dari Allah).

Kalau para ahli sejarah mengatakan bahwa prasejarah adalah zaman sebelum mengenal tulisan dan sejarah adalah zaman sudah mengenal tulisan maka Zaman sebelum Adam menerima Ilmu adalah zaman prasejarah sedangkan zaman setelah Adam menerima Ilmu adalah zaman sejarah. Kalau begitu zaman sejarah bukan zaman Hamurabi dengan huruf paku ketika anaknya belajar corat-coret di tembok, kayak anak-anak kita yang baru masuk TK. Para ahli bahasa mengatakan bahwa bahasa dan tulisan adalah hasil pantulan (penelitian) terhadap alam. Pantulan alam atau hasil nyolong dari keterangan Quran (ajaran Allah)?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar