Jangan (hanya) berbicara wadah, tapi
berbicara lah isi.
Istilah kata dalam AlQuran seperti Mekkah
Madinah, Balad, qaum, bani, ummi, ummat, jawj secara prinsip adalah sekumpulan
manusia yang sedang dalam proses kun fa ya kun dari D menuju B2. Proses
perpindahan dari system naar pyramidal class menuju kepada system jannah. Jangan
dibuat parsial dengan mindset Negara dll. Semua nya adalah otomatisasi dari PAKET
PEMBINAAN YANG TARTIB ILMU, pembinaan pribadi (rattil tahajud mauqutan), korps
(jumatan), bangsa/Negara (idul fitri) dan kemudian antar bangsa (idul adha).
Pembinaan secara pribadi maka sibuk
berbuatnya akan merevolusikan perubahan sikap secara pribadi istri anak mertua…,
pembinaan secara korps jumatan maka garis siangnya secara otomatis akan
bersentuhan dengan tatanan normative setingkat
kecamatan-kabupaten, pembinaan secara bangsa maka otomatisasi geraknya akan
berdiplomasi dengan tatanan gubernur-presiden, dst…. Kebijakan” gerak pasti nya
akan timbul sesuai dengan porsi nya. Pergesekan kepentingan antara system naar
dengan system jannah yg sedang dibangun akan terjadi sesuai dengan porsi nya.
Support prodiskon sebagai sokoguru gerak harus dibangun secara kokoh kuat agar
mampu teguh bertahan apabila nanti terjadi embargo.
……………………
Beberapa
cuplikan analogi Wadah dan Isi:
Kalau
di depan kita ada satu gelas air minum dalam kemasan....perhatikan dan
renungkan !....kemudian tanyakan pada diri sendiri sejatinya kita butuh airnya
atau gelasnya ?....Kemudian minumlah airnya dan rasakan....Setelah habis airnya
di minum maka dikemanakan wadah gelasnya ?....DIBUANG !....Kemudian perhatikan
diri sendiri mulai dari kepala sampai kaki....maka yang nampak adalah sama
seperti gelas yaitu WADAH....dan di dalam diri kita ada ISI yang bersifat
maknawiah dan ruhaniah....apabila isi diri kita ini kembali kepada pemiliknya
maka dikemanakan wadah jasadnya ?....DIKUBUR !....sebuah kondisi yang mirip
dengan air dan gelas.
ISI
diri manusia adalah AKHLAQ yang merupakan sifat - sifat dan perangai yang
memberikan gambaran batin....dan dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan di
saat hakikat segala sesuatu ditampakkan di hari kiamat....Akhlaq adalah bentuk
jamak dari Khuluq dan lawan katanya adalah Khalq yaitu lahiriah jasmaniah
sehingga apabila jasmani tersusun dengan rapi dan baik maka disebut Husnul
Khalq yaitu gambaran lahiriahnya baik....Sedangkan gambaran batin manusia
apabila tersusun dari sifat - sifat yang indah, perilaku yang mulia maka itulah
yang disebut Husnul Khuluq yaitu akhlaq yang baik.
Jadi
potret WADAH manusia derajadnya sama sekali tidak sama dengan potret ISI
nya....Wadah memang penting karena kalau tidak ada wadah maka tidak ada
isi....akan tetapi ketika wadah sudah maujud, sudah eksis maka ISI menjadi jauh
lebih penting....HIDUPLAH DENGAN FOKUS DI DUNIA ISI....disanalah inti kehidupan
dan alasan kenapa Rasul diutus.
………………..
Saya
sering mendapat kiriman dari sahabat melalui milis grup atau di grup WA,
tentang KISAH SECANGKIR KOPI.
Saya
yakin anda pun pernah mendapatkannya. Kisah itu diawali dengan ungkapan,
"Suatu hari di sebuah universitas terkenal, sekelompok alumnus bertamu di
rumah dosen senior, setelah bertahun-tahun mereka lulus...."
Nah,
pernah baca kan? Dikisahkan sang dosen menyuguhkan kopi dan para alumnus
diminta memilih sendiri wadahnya. Ternyata mereka berebut memilih
cangkir-cangkir mewah yang tampak indah.
Kemudian
sang dosen berkomentar, "Saat
konsentrasi kita tersedot kepada cangkir, maka saat itu pula kita akan
kehilangan kesempatan untuk menikmati kopi".
"Karena
itu kunasehatkan pada kalian, jangan
terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya…” ujar sang
dosen.
Kisah
itu mengingatkan kepada kita agar lebih mementingkan ISI dan agar tidak
mempedulikan WADAH.
Saya
merasa keberatan dengan hikmah dari kisah tersebut. Seakan WADAH tidak penting
dan yang penting hanya ISI.
Benarkah?
Mari saya ajak anda mengikuti kisah berikut ini.
Seorang
dokter PTT ditugaskan di daerah pedalaman Kalimantan. Sebagai dokter baru ia
berkeliling ke rumah-rumah penduduk untuk mendapatkan data penyakit yang ada di
daerah pedalaman.
Seorang
warga masyarakat merasa sangat terhormat dikunjungi dokter. Segera ia siapkan
santap siang untuk menghormati sang dokter.
Warga
ini menyuguhkan makanan yang enak-enak dan menjadi kebanggaan masyarakat lokal
untuk menghormati para tamu.
Setelah
santapan siap di atas meja, tuan rumah segera mempersilakan sang dokter untuk
menikmatinya.
"Silakan
dinikmati pak Dokter. Ini makanan khas daerah untuk tamu kehormatan",
ungkap ibu tuan rumah.
Betapa
terkejut sang dokter melihat tampilan santapan siang yang terhidang di atas
meja tersebut. Ada nasi, sayur dan lauk pauk.
Yang
membuat dokter kaget adalah wadah sayurnya. Ia diam berlama-lama memandangi
wadah sayur tersebut. "Dari mana ibu mendapatkan wadah ini?" tanya
pak dokter. "Oh itu dulu diberi oleh rumah sakit. Saat bapak saya dirawat
di rumah sakit, pulangnya diberi wadah tersebut. Namun sesampai di rumah, bapak
meninggal dunia", jawab ibu tuan rumah. "Wadah ini masih baru. Belum
pernah dipakai sama sekali. Sayang kalau cuma disimpan dan tidak dimanfaatkan.
Jadinya saya jadikan sebagai wadah sayur", lanjut si ibu.
Sang
dokter tercenung tanpa bisa berkata-kata. Seenak apapun, selezat apapun
sayurnya, namun melihat wadahnya itu, ia tidak bisa memakannya. Justru karena
ia tahu persis apa wadah sayur tersebut.
Wadah
itu bernama PISPOT !
So,
siapa bilang WADAH tidak penting? Jelas kan, bukan saja isinya, ternyata wadah
pun penting untuk diperhatikan. Itulah sebabnya kita berhati-hati ketika
memilih organisasi, partai, lembaga, atau wadah kegiatan lainnya. Bukankah organisasi, partai dan lembaga
itu hanya wadah? Wadah yang salah…
Namun
pasti kita tidak mau sembarangan memilihnya. Karena sesungguhnya kita tidak
bisa memisahkan antara isi dengan wadahnya.
MANUSIA dan BOTOL
BalasHapus1. Kalau diisi air mineral, harganya 3ribu…
2. Kalau diisi jus buah, harganya 10ribu…
3. Kalau diisi Madu Yaman, harganya Ratusan ribu…
4. Kalau diisi minyak wangi chanel harganya bisa jutaan.
5. Kalau diisi air got, hanya akan dibuang dalam tong sampah karena langsung tiada harganya dan tidak ada siapa yg suka.
Botol yg sama tetapi harganya berbeda sebab apa yang terisi di dalamnya adalah berbeda…
Begitu juga kita…
kita semua sama…
kita semua manusia…
yang membedakan kita antara satu sama lainnya adalah TAQWA , IMAN & AMAL yang ada dalam diri kita…
yang akan menyebabkan kita berharga di sisi ALLOH atau kita dipandang hina oleh ALLOH lalu dibuang ke dalam neraka…
Hidup ini adalah pilihan
Mau diisi dg negatif atau positif.
Semua positif Alloh tdk untung.
Semua negatif Alloh juga tdk rugi.
Siapa yg untung atau rugi?
Diri sendiri.
“……sesungguhnya orang yg paling mulia disisi Alloh adalah orang yg paling bertakwa,sesungguhnya Alloh Maha mengetahui lagi Maha teliti” (Al hujurot :13)
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin